HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Dorong Keberlanjutan Media, Dana Abadi Jurnalisme Muncul sebagai Angin Segar untuk Pers Indonesia

JAKARTA | HARIAN7.COM – Krisis finansial yang terus membelit industri media tanah air memicu lahirnya gagasan segar: Dana Abadi Jurnalisme. Solusi jangka panjang ini resmi diperkenalkan dalam Konferensi “Tech and Journalism in the Global South – CTRL+J” yang digelar di Jakarta, Selasa (22/7/2025).

Adalah Profesor Masduki dari lembaga riset PR2Media yang melempar ide tersebut ke publik. Ia memaparkan hasil Studi Kelayakan Pembentukan Dana Jurnalisme di Indonesia, yang disusun dari survei terhadap 152 responden lintas pemangku kepentingan media—mulai dari jurnalis, akademisi, pegiat sipil, hingga unsur pemerintah.

“Hasil riset kami menunjukkan dukungan luas dari komunitas pers, akademisi, organisasi masyarakat sipil, hingga perwakilan pemerintah terhadap pembentukan dana jurnalisme ini,” ujar Masduki di hadapan peserta konferensi.

Baca Juga:  Kapolresta Cilacap Pimpin Olahraga Rutin, Jaga Kesehatan dan Kekompakan

Konsep Dana Abadi Jurnalisme merujuk pada sebuah organisasi atau program kolaboratif yang menyediakan dana jangka panjang guna mendukung jurnalisme yang berkualitas dan berpihak pada publik. Skema serupa sudah lebih dulu diterapkan di negara-negara seperti Norwegia, Kanada, dan Amerika Serikat.

Namun, Masduki menekankan pentingnya firewall atau pembatas tegas antara pemberi dan penerima dana. Tujuannya? Agar tidak ada intervensi dari pemerintah, korporasi, maupun lembaga donor terhadap konten berita.

“Prinsip utamanya adalah transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola. Strategi dan kebijakan ditangani oleh satu badan, sementara implementasi dan penyaluran dana dijalankan oleh unit independen. Hal ini penting agar tidak terjadi konflik kepentingan,” paparnya.

Baca Juga:  Momen Haru Ahmad Luthfi-Taj Yasin Jelang Pelantikan di Istana Negara

Tak hanya itu, menurut Peneliti PR2Media lainnya, Engelbertus Wendratama, riset juga merekomendasikan agar fokus utama dana ini diarahkan pada hibah liputan, penguatan kapasitas jurnalis, dan transformasi media.

“Dana ini tidak boleh semata-mata menjadi subsidi untuk menopang model bisnis lama yang sudah usang. Fokus kita harus pada keberlanjutan. Itu artinya kita mendukung inovasi model bisnis, perlindungan hukum, serta keamanan digital bagi jurnalis,” tegas Wendratama.

Inisiatif ini tak berhenti di gagasan. Lewat berbagai pelatihan, pendampingan hukum, hingga pengembangan teknologi media yang adaptif, Dana Abadi Jurnalisme diharapkan bisa menjadi tameng sekaligus motor penggerak bagi media agar tetap independen dan kokoh menjalankan fungsi kontrol sosial.

Baca Juga:  Kerudung Tersangkut di Ban, Satu Keluarga Alami Kecelakaan di Salatiga

Konferensi CTRL+J Aspac ini sendiri digelar sebagai hasil kolaborasi antara Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan International Fund for Public Interest Media (IFPIM). Pada kesempatan tersebut, PR2Media secara simbolis menyerahkan laporan riset mereka kepada Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Nezar Patria, serta Ketua Komisi Digital Dewan Pers, Dahlan Dahi.

Dukungan juga mengalir dari Dewan Pers. Dalam audiensi pada 22 Mei 2025 lalu, seluruh konstituen Dewan Pers menyatakan komitmennya untuk membentuk Gugus Tugas Dana Jurnalisme—langkah awal menuju terbentuknya lembaga pendanaan independen yang bisa menjawab tantangan jurnalisme di era digital.(Yian)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

TERKINI

HIBURAN

SPORT

error: Content is protected !!