HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Tradisi Dandangan, Penetapan Awal Ramadan dan Implikasinya pada Budaya dan Ekonomi di Kudus

Istimewa.

KUDUS | HARIAN7.COM – Pada Senin (11/3/2024), sembilan orang berpakaian putih lengkap dengan sarung dan udeng-udeng berjalan khusyuk menuju atas Menara Kudus, Jawa Tengah. Mereka bersiap menabuh beduk dan kentongan berukuran besar dalam prosesi Dandangan, sebuah tradisi yang menjadi peninggalan Sunan Kudus atau Ja’far Ash-Shodiq.

Tradisi Dandangan bukan hanya sebuah upacara penyambutan Ramadan, melainkan merupakan penetapan awal pertama puasa, yang kemudian dikenal dengan istilah isbat Ramadan, ratusan tahun silam.

Baca Juga:  Alhamdulillah, BST Bulan Maret dan April Cair, Bupati Semarang: Gunakan uang yang diterima untuk membeli kebutuhan pokok, jangan untuk beli pulsa nggih..?

Setelah dilakukan isbat, keputusan 1 Ramadan ditandai dengan tabuh beduk dengan irama cepat, rancak, atau memunculkan suara “dang, dang, dang, dang”, sehingga kemudian dikenal dengan tradisi Dandangan.

Setiap tahun, tradisi Dandangan dilaksanakan tanpa henti oleh masyarakat Kudus, dimulai dengan berziarah ke makam Sunan Kudus, prosesi menabuh beduk, dan makan bersama.

Selain menjadi bagian dari aktivitas budaya, Dandangan juga menjadi komoditas ekonomi. Para pedagang kuliner, fesyen, dan lainnya bermunculan, seiring dengan antusiasme masyarakat yang hadir pada acara tabuh beduk tersebut.

Baca Juga:  Cegah Petasan dan Perang Sarung, Kapolsek Muntilan Gelar Safari Kamtibmas

Tradisi Dandangan saat ini juga semakin inovatif dengan adanya berbagai rangkaian kegiatan seperti dialog kebudayaan, kirab, stand UMKM, dan lainnya.

Menurut Litbang Yayasan Masjid Menara dan Malam Sunan Kudus, Abdul Jalil, munculnya tradisi Dandangan karena adanya isbat Ramadan yang dilakukan oleh Sunan Kudus. Tradisi ini telah berlangsung sekitar 500 tahun dan telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), yang berimplikasi pada aspek budaya dan ekonomi masyarakat Kudus.

Baca Juga:  Tim Evaluasi TP PKK Kab Semarang Berkunjung Ke Kelurahan Genuk, ini harapan Ibu Peni Ngesti Nugraha

Jalil menyatakan bahwa tradisi Dandangan telah menjadi peristiwa budaya yang berdampak pada sektor ekonomi, karena banyak orang yang berdagang di sekitar acara tersebut. Pihaknya terus melakukan kajian terhadap sejarah Dandangan, yang identik dengan tabuh beduk, untuk memastikan kebenarannya berdasarkan histori, bukan mitologi.(Dy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!