HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Unik, Hanya Laki-Laki Yang Diperbolehkan Hadiri Tradisi Susok Wangan

  • Penulis : Fera
  • Editor : Abdurrochman


SEMARANG, Harian7.com
– Setiap
bulan Rajab hari Rabu Pahing warga di Dusun Jeruk Wangi, Karang Anyar, dan
Wawar Lor Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang melakukan ritual
tahunan Susok Wangan. Susok Wangan merupakan bentuk rasa syukur warga atas
rejeki yang diperoleh dari sumber mata air yang mengaliri ketiga dusun
tersebut.

Ritual Susok Wangan kali
ini dilaksanakan Rabu, (10/02/2021) di Kali Bulu, Dusun Jeruk Wangi, Desa
Bedono, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang.

“Susok Wangan atau
dandan kali ini memang digelar setiap tahun sejak jaman dahulu sebagai wujud
rasa syukur warga terhadap manfaat dari mata air Kali Bulu,” ungkap Joko
Susanto, Kadus Jeruk Wangi kepada Harian7.com.

Baca Juga:  Polsek Bukateja Jaga Ketat Pembuatan Soal Ujian Perangkat Desa

Lebih lanjut Joko menjelaskan
bahwa prosesi ritual Susok Wangan selalu diawali dengan kegiatan bersih-bersih
kali yang mengalir melewati ketiga dusun tersebut.

“Sehari sebelum
Susok Wangan dilangsungkan setiap RT yang ada di Jeruk Wangi, Karang Anyar dan
Wawar Lor diwajibkan membawa satu ekor ayam kampung yang akan dimasak bersama
di area Kali Bulu. Ayam-ayam yang sudah dimasak ini nantinya akan dimakan
bersama-sama saat acara Susok Wangan,” imbuhnya. 

Saat acara Susok Wangan
berlangsung warga ketiga dusun membawa nasi tumpeng dari rumah masing-,masing.
Setelah itu mereka akan saling bertukar tumpeng, selanjutnya di makan
bersama-sama di lokasi. Tak hanya makan bersama, acara yang berlangsung sejak
pagi ini juga dihadiri oleh 3 modin dari ketiga dusun yang akan memimpin doa
dan tahlil secara bergantian. 

Keunikan lain dari
tradisi ini adalah semua yang hadir dalam acara ritual tersebut adalah
laki-laki. Lebih dari 250 warga dari Jeruk Wangi, Karang Anyar dan Wawar Lor
yang mengikuti acara ini kesemuanya laki-laki mulai dari anak-anak hingga
lanjut usia.

Baca Juga:  Pahlawan Harus Diapresiasi Dari Jiwa Patriot Membela Bangsa

Saat disinggung mengenai
hal tersebut, Joko menjelaskan, bahwa acara ini memang dikhususkan untuk warga
laki-laki. Bukan karena mitos atau apa. Acara ini kan di gelar pagi hari.
Secara logika kalau pagi kan para perempuan khususnya ibu-ibu sedang
repot-repotnya. Ya masaklah, ngurusin anak lah, beberes rumah lah. Karena itu
para suami lah yang melakukan ritual.

Baca Juga:  Persiapan Porprov XVI Jateng 2022, KONI Kabupaten Semarang Buka Pendaftaran Atlet Berprestasi

“Istilahnya sing lanang dandan kali sing wedhok
nggunakke banyu neng omah
(yang laki-laki memperbaiki sungai, yang perempuan
memakai airnya di rumah, red). Jadi saling kerja sama antara suami istri,
saling berbagi tugas. Dan intinya Susok Wangan itu  genduren atau khajatan jadi memang harus laki
laki,” pungkasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!