HEADLINE

Ekowisata Mangrove Wonorejo Hadapi Tantangan Besar Akibat Sampah

redaksiharian7

- Admin

Selasa, 10 September 2024 - 15:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo Surabaya menghadapi tantangan besar terkait dengan sampah yang menumpuk di kawasan pesisirnya. Menurut Abdul Devid Fatah Mubarok, Humas di Ekowisata Mangrove Wonorejo, sampah yang terbawa dari hulu sungai menuju hilir ini menjadi permasalahan utama yang harus dihadapi setiap harinya.

ADVERTISEMENT

 


SCROLL TO RESUME CONTENT

“Sampah-sampah dari hulu masuk ke sini, menyebabkan kawasan hilir ini dipenuhi oleh berbagai macam jenis sampah,” ujar Devid dalam wawancara bersama tim LindungiHutan. 

Kondisi ini membuat sampah yang telah mencapai daratan/pesisir tidak bisa kembali ke laut, meskipun lautnya terlihat lebih bersih. Ini menjadi alasan penting kenapa pinggiran pantai perlu ditanami mangrove.

Dalam upaya menjaga kebersihan kawasan, tim dari Lembaga Ekowisata Mangrove Wonorejo melakukan pembersihan sampah hampir setiap hari. Kegiatan pembersihan sampah dilakukan sekitar 7-8 orang di setiap kegiatannya. Beberapa kali juga bekerja sama dengan beberapa kampus di sekitar Kota Surabaya.

“Kami melakukan pembersihan 3-4 kali di hari aktif oleh tim internal kami sendiri. Kelompok kami terdiri dari sekitar 7-8 orang yang terlibat dalam setiap kegiatan ini, bersama-sama dengan komunitas pecinta lingkungan serta mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya seperti Unair, ITS, dan UPN Surabaya, melalui kerjasama MoU yang telah kami lakukan.”

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dari ITS, sampah yang terkumpul di kawasan pesisir Ekowisata Mangrove Wonorejo mencapai angka yang mengejutkan. 

“Pada posisi ketinggian air 2,7 meter, jumlah sampah yang terkumpul mencapai 1,2 ton. Jika dikonversi, jumlah ini setara dengan 60-70 karung sampah yang terkumpul setiap harinya,” ujar Devid.

Namun, permasalahan sampah tidak hanya berdampak pada estetika lingkungan, tetapi juga pada kelangsungan hidup mangrove di kawasan tersebut.

“Keberhasilan penanaman mangrove sangat bergantung pada pembersihan sampah. Jika sampah tidak dibersihkan, mangrove tidak akan bisa tumbuh dengan baik karena runti lebih tertarik pada bambu daripada mangrove,” ujarnya. 

Ia juga mengungkap bahwa di Ekowisata Mangrove Wonorejo, mangrove mati akibat dari sampah yang menuju pesisir kawasan tersebut.

“Sebagian besar mangrove yang ditanam di laut di Indonesia mati karena gangguan runti. Di sini, mangrove mati karena sampah.”

Di Ekowisata Mangrove Wonorejo terdapat tiga jenis mangrove utama yaitu Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, dan Rhizophora apiculata. 

“Ketiga jenis mangrove ini berperan penting sebagai green belt yang kuat untuk menahan gelombang pasang surut air laut,” jelasnya.

Selain menghadapi tantangan sampah, kawasan ini juga harus berhadapan dengan masalah abrasi. 

“Kami selalu melakukan kegiatan restorasi atau reboisasi untuk mencegah degradasi tanah yang lebih jauh. Selain itu, kami juga memasang peralatan tradisional seperti terucuk bambu untuk melindungi mangrove dari ombak besar. Bambu yang kami pasang bisa bertahan hingga dua tahun, memberi waktu bagi mangrove untuk beradaptasi dan tumbuh dengan baik,” katanya.

Dengan segala tantangan yang ada, Lembaga Ekowisata Mangrove Wonorejo terus berupaya untuk menjaga kelestarian lingkungan pesisir dan keberlangsungan hidup mangrove di kawasan tersebut. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat dan institusi pendidikan, sangat dibutuhkan untuk memastikan keberhasilan program restorasi lingkungan ini.

Tentang LindungiHutan

LindungiHutan adalah start-up lingkungan yang berfokus pada aksi konservasi hutan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Sebanyak 848 ribu pohon telah ditanam bersama 547 brand dan perusahaan. Kami menggandeng masyarakat lokal di 50 lokasi penanaman yang tersebar di Indonesia. Kami menghadirkan beberapa program seperti The Green CSR, Collaboratree dengan skema Product Bundling, Service Bundling dan Project Partner, serta program Carbon Offset.

Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Berita Terkait

5 Kegiatan Seru dan Menantang yang Bisa Anda Lakukan Saat Berwisata di “Waterpark”
Pureprofile Ungkap Pentingnya Studi Kesehatan Merek untuk Pertumbuhan Bisnis / Unveiling the power of brand health studies
Bitcoin atau Emas: Aset Mana yang Lebih Menjanjikan di Masa Depan?
Kritik Pedas Founder Solana Terhadap Regulasi Kripto di Era Biden
DUST Redefining Denim
PT. Tahooe Pranata Indonesia: Solusi Konsultasi Bisnis Anda untuk Tingkatkan Profit dan Ekspansi Global!
Kolaborasi Kadin Indonesia Trading House dan ASEI di Trade Expo Indonesia ke-39 untuk Mendukung Ekosistem Ekspor
Bank BTN Gandeng LindungiHutan dalam Program Loyalty Poin Peduli Lingkungan

Berita Terkait

Rabu, 9 Oktober 2024 - 12:23 WIB

5 Kegiatan Seru dan Menantang yang Bisa Anda Lakukan Saat Berwisata di “Waterpark”

Rabu, 9 Oktober 2024 - 10:48 WIB

Pureprofile Ungkap Pentingnya Studi Kesehatan Merek untuk Pertumbuhan Bisnis / Unveiling the power of brand health studies

Selasa, 8 Oktober 2024 - 17:31 WIB

Bitcoin atau Emas: Aset Mana yang Lebih Menjanjikan di Masa Depan?

Selasa, 8 Oktober 2024 - 16:43 WIB

Kritik Pedas Founder Solana Terhadap Regulasi Kripto di Era Biden

Selasa, 8 Oktober 2024 - 16:38 WIB

DUST Redefining Denim

Selasa, 8 Oktober 2024 - 13:49 WIB

PT. Tahooe Pranata Indonesia: Solusi Konsultasi Bisnis Anda untuk Tingkatkan Profit dan Ekspansi Global!

Selasa, 8 Oktober 2024 - 13:24 WIB

Kolaborasi Kadin Indonesia Trading House dan ASEI di Trade Expo Indonesia ke-39 untuk Mendukung Ekosistem Ekspor

Selasa, 8 Oktober 2024 - 12:10 WIB

Bank BTN Gandeng LindungiHutan dalam Program Loyalty Poin Peduli Lingkungan

Berita Terbaru

error: Content is protected !!