Pemilik Perahu Tunas Jati 01 Larung Jolen Replika Perahu Sendiri
Pewarta : Rusmono|Kaperwil Jateng
CILACAP, Harian7.com – Pemilik (juragan) perahu Tunas Jati 01 melarung jolen yang berisi sesaji sendiri. Sesaji yang ditaruh dalam replika perahu dengan nama Tunas Jati 01 itu, dilarung di tengah laut.
Untuk pesta laut tahun ini Kabupaten Cilacap melarun 10 jolen sebagai wujud rasa syukur para nelayan yang telah diberi rejeki oleh Allah SWT. 10 jolen tersebut berasal dari Pemerintah Kabupaten Cilacap satu jolen sedangkan 8 jolen dari kelompok nelayan dan 1 jolen pribadi dari pemilik perahu Tunas Jati 01.
Hal itu lantaran sang pemilik perhau Tunas Jati 01 merasa bersyukur dengan hasil laut tahun ini yang begitu berlimpah, sehingga dia memberikan sedikit rejekinya dengan melarung jolen sendiri tanpa bareng dengan jolen yang lain.
Saat ditemui, juragan perahu Tunas Jati 01, Supri yang merupakan warga RT 03 RW 07 Kebonjati, Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan mengatakan, bahwa pesta laut ini merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan Pemkab Cilacap untuk nguri uri budaya.
“Sedekah laut di Kabupaten Cilacap selalu diadakan dengan meriah. Seperti tahun 2024 ini dari 8 kelompok nelayan, masing masing kelompok melarung jolen, dan Pemkab Cilacap juga ikut melarung satu jolen,” katanya, Jum’at, (12/07/2024).
Sementara, lanjut Supri jolen perahu Tunas Jati 01 ini inisiatif saya pribadi, istilahnya secara pribadi saya membuat dan melarung jolen secara pribadi.
“Sedekah laut ini merupakan wujud syukur para nelayan kepada Allah SWT yang telah memberikan rejeki, kesehatan dan keselamatan.
Utamanya karena kita sebagai orang Jawa, tidak bisa meninggalkan adat, sebab nenek moyang kita adalah nelayan,” ucap pria yang akrab disapa Mandore.
Lebih jauh Supri mengatakan, nelayan di Kabupaten Cilacap ada 8 kelompok nelayan, masing masing kelompok mengadakan syukuran dan melarung jolen. Sedangkan yang di Kebon Jati, jolen yang dilarung bukan dari kelompok tapi Sub 7. Sub 7 ini merupakan cabang dari kelompok nelayan.
“Sub 7 ini dari jaman dulu selalu mandiri, dan itu sudah jadi tradisi. Sebenarnya Sub 7 ini setiap tahun juga rutin ada jolen yang khusus untuk bersama,” imbuhnya.
Ia berharap, kedepan Sub 7 ini lebih maju dan mandiri karena lepas dari kelompok, tapi khususnya untuk sedekah laut. Bukan lepas dari anggota dari kelompok.
“Dari dulu memang kalau pesta laut seperti itu. Jadi kedepannya kita lebih ditingkatkan lagi lebih meriah lagi,” ungkap Supri.
Dijelaskan, secara umum dalam sedekah laut atau pesta laut, setiap Sub dan masing masing pemilik perahu akan bergotong royong (iuran) untuk melarung jolen.
“Tapi bagi pemilik perahu yang ingin melarung jolen sendiri, contohnya seperti saya tidak masalah, bebas. Itu bebas untuk semua anggota untuk melarung atau membuang jolen sendiri. Intinya selalu nguri nguri budaya,” tuturnya.
Supri sangat bersyukur dengan hasil laut yang diterima (didapat) nelayan tahun ini. Menurut dia, masalah hasil laut perubahannya pesat banget.
“Bisa dikatakan tahun sekarang itu naik bisa 50 persen dari tahun kemarin. Bahasa nelayannya itu lagi rejehan lah atau kalau bahasa petani lagi panen. Sekarang yang lagi panen itu ikan layur, itu hampir merata semua nelayan di Cilacap menikmati hasilnya untuk bulan ini, tahun ini,” pungkasnya. (*)
Tinggalkan Balasan