Yuk, Kenali Profil MI NU Banat Kudus!
Oleh:
Novia Sari Melati
![]() |
Gedung MI NU Banat. |
OPINI, harian7.com – MI (Madrasah Ibtidaiyah) NU Banat adalah salah satu sekolah dasar yang ada di Jl. HM. Subchan ZE RT 5 RW 1, kelurahan Janggalan, Kecamatan Kota Kudus, Kabupaten Kudus, merupakan madrasah dengan peserta didik perempuan. Madrasah yang bernaung di bawah yayasan Banat ini mempunyai jumlah siswa sebanyak 639 anak, yang terbagi dalam 21 rombongan kelas. Madrasah ini merupakan tempat menimba ilmu yang berbeda dengan Sekolahan lain, yaitu dengan adanya kurikulum muatan lokal berupa pelajaran salafi.
MI NU Banat merupakan sekolah tingkat dasar yang menerapkan 3 kurikulum, yaitu kurikulum Kemenag, kurikulum Ma’arif, dan kurikulum muatan lokal MI NU Banat.
Salah satu keunikan dari MI NU Banat yaitu adanya muatan pelajaran salaf, yang biasanya ditempuh di pesantren. Adapun muatan pelajaran tersebut di antaranya adalah Pegon, Nahwu, Shorof, Imla’, I’lal, Tarih, Tafsir, dan Mahfudhot. Selain itu juga terdapat pula muatan lokal lain yaitu Musyafahah Al-Qur’an, Salat, Fikih Salat, Akhlaq, Tauhid, dan Kaligrafi. Semua muatan lokal tersebut ditempuh oleh semua peserta didik di MI NU Banat. Dalam 1 minggu hari efektif kegiatan belajar mengajar, peserta didik diperkirakan menempuh minimal 20 mata pelajaran dari ketiga kurikulum yang diterapkan tersebut.
MI NU Banat menjadi sekolah tingkat dasar yang peserta didiknya hanya terdiri dari siswa perempuan saja. Namun hal tersebut tidak menjadi halangan untuk menumbuhkan potensi dari setiap siswanya. Upaya dalam mengasah serta meningkatkan potensi tersebut diwujudkan dengan adanya ekstrakurikuler yang sangat beragam. Adapun ekstrakurikuler tersebut di antaranya adalah Pramuka, deni baca Al-Qur’an, Kaligrafi, Rebana, Komputer, Pencak Silat, Tenis Meja, pembinaan MIPA, PMR dan Paduan Suara. Ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh semua siswa adalah pramuka, dan untuk ekstrakurikuler lainnya diikuti berdasarkan minat masing-masing peserta didik.
MI NU Banat menerapkan kegiatan pembiasaan sehari-hari, baik pembiasaan keagamaan (religi) maupun pembiasaan nasional. Kegiatan keagamaan dimulai dari berdo’a, membaca Asma’ul Husna, Tadarus Al-Qur’an, Tahlilan, Pembacaan Dhiba’, Da’wah Training, Khatmil Qu’an serta Salat Dzuhur berjamaah. Adapun pembiasaan yang bersifat nasionalisme di antaranya adalah menyanyikan lagu nasional, menyanyikan lagu daerah, serta upacara bendera. Dari pembiasaan-pembiasaan tersebut, diharapkan dapat menciptakan peserta didik yang religius dan cinta tanah air. (*)
Tinggalkan Balasan