Ratusan Warga Desa Karanganom Gelar Aksi Demo Tuntut Kaur Kesra Mundur Dari Jabatanya Karena Diduga Terlibat Skandal Perselingkuhan Dengan Dua Perempuan
![]() |
Warga saat menggeruduk Kantor Desa Karanganom.(Foto: Nawang/harian7.com) |
Laporan: Nawang
Editor: Budi Santoso
TULUNGAGUNG,harian7.com – Ratusan warga Desa Karanganom geruduk kantor Desa Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung, Kamis (12/05/2022). Kedatangan para warga ini menuntut WHS Kaur Kesra Desa (moden) Karanganom untuk mundur dari jabatannya.
Dalam aksinya warga membentangkan banner yang bertuliskan pesan moral dengan tujuan WHS mundur dari jabatannya. Selain itu baner juga dibentangkan di sejumlah tempat.
Tuntutan warga tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya WHS tidak patut dijadikan contoh masyarakat lantaran diduga terlibat skandal cinta segitiga atau perselingkuhan.
Suasana sempat memanas ketika tuntutan warga tidak dihiraukan oleh WHS.
Latif selaku perwakilan pemuda Desa Karanganom menegaskan bahwa atas nama masyarakat ia meminta WHS mundur dari jabatannya.”Skandal perselingkuhan itu bukan hanya soal harga diri warga desa Karang Anom melainkan ini adalah etika bermasyarakat. Kami akan terus menduduki kantor desa sampai WHS turun dari jabatannya,”tandasnya, saat ditemui harian7.com.
Dijelaskan Latif, WHS terlibat perselingkuhan dengan dua perempuan asal Kecamatan Kalidawir dan Ngunut itu dinilai sudah menginjak – nginjak harga diri warga dan Desa Karanganom.
Bahkan, lanjut Latif, WHS ini mengaku sebagai duda anak satu yang bekerja sebagai pegawai di Dinas PUPR, namun dalam kenyataannya WHS ini masih mempunyai istri dan bekerja sebagai Kaur Kesra, bukan di Dinas PUPR.
“Bahkan saat apel ke perempuan – perempuan tersebut memakai kendaraan dinas istrinya yang bekerja di PUPR Tulungagung,”terangnya.
Warga lainya, Agus Prayitno menembahkan bahwa warga sudah tidak mau lagi dilayani oleh WHS sebagai Kaur Kesra Desa Karanganom. Untuk itu pihaknya bersama warga akan bersikukuh menuntut WHS agar mengundurkan diri dari jabatannya.
“Sebelumnya permasalahan ini sudah diupayakan mediasi di kantor desa, namun hingga saat ini belum ada keputusan yang sesuai keinginan warga,”terang Agus.
Yang jelas kami atas nama warga tetap menuntut WHS untuk mundur dari jabatanya, karena itu merupakan harga mati, nantinya kita akan mengerahkan masa yang lebih banyak lagi untuk menduduki kantor desa sampai WHS mau legowo untuk mundur.
“Dan kalaupun mundur sekarang warga tidak akan memusuhinya, justru warga akan mengacungi jempol,”pungkasnya.
Dari pantauan harian7.com, selama aksi berlangsung berjalan tertib dan aman. Selain itu guna mencegah hal hal yang tidak diinginkan terjadi terhadap kedua belah pihak yang tidak diinginkan, untuk sementara WHS di amankan oleh Polisi.(*)
Tinggalkan Balasan