HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Tebang Satu Tanam Tiga! PT Kievit Indonesia Bukukan Tradisi Hijau dari Hati, Bukan Sekadar Kewajiban

Laporan: Muhamad Nuraeni

SALATIGA | HARIAN7.COM – Di saat banyak perusahaan industri berlomba-lomba mengejar target produksi, PT Kievit Indonesia justru memilih jalan yang berbeda: menyatukan mesin pabrik dengan denyut alam. Di balik dinding pabrik yang kokoh, hidup sebuah prinsip yang terus dijaga—tebang satu pohon, wajib tanam tiga pohon baru.

“Pokoknya tebang satu, ganti tiga. Itu tradisi lama dari teman-teman saya dulu, dan saya teruskan,” ujar Direktur Utama PT Kievit Indonesia, H. Aryono Bambang Ardhyo, saat berbincang dengan Harian7.com belum lama ini.

Kebijakan ini, kata Aryo, bukan sekadar aturan, melainkan “titah” perusahaan yang diwariskan dari generasi sebelumnya. “Karena kalau misalnya satu ditebang, kita tanam tiga, katakanlah gagal dua, itu masih ada satu,” jelasnya sambil menambahkan, “Mungkin juga karena kita tinggalnya di Kota Salatiga, jadi gantinya tiga.”

Aryo mencontohkan sendiri saat harus menebang tiga pohon untuk proyek penambahan toilet karyawan, ia tak ragu menanam sembilan pohon pengganti. “Ini sudah jadi panggilan hati, bukan cuma kewajiban,” tegasnya.

Dari Pabrik Sampai Sawah Petani

Aryo punya prinsip kuat: perubahan harus dimulai dari dalam. “Ya, kita harus mulai dari rumah kita sendiri. Setidaknya apa yang kita lakukan di sini tidak mencemari alam sekitarnya,” ucapnya lantang.

Baca Juga:  Polres Purbalingga Bagikan 1000 Masker Untuk Dukung Pencegahan Penyebaran Covid - 19

Buktinya? PT Kievit memiliki unit pengolahan limbah (wastewater treatment) super canggih. Air hasil olahannya tak hanya aman, bahkan sudah setara kualitasnya dengan air minum. Bahkan para petani sekitar justru menanti air limbah bersih ini untuk mengairi sawah mereka saat kemarau.

Tak hanya ramah lingkungan, PT Kievit juga peduli penuh pada kesejahteraan karyawan. Baru-baru ini, mereka merayakan 1.000 hari tanpa kecelakaan kerja. Tapi tak berhenti di situ, urusan sekecil mouse komputer pun jadi perhatian.

“Ergonomi di kantor ini lho, pegang mouse itu ternyata kalau kita kelamaan, nanti tiba-tiba kayak kesemutan nggak jelas,” keluh Aryo sambil tertawa. Ia bahkan merenovasi total kantor tim pengelola limbah agar setara dengan kantor utama. “Tak bangun yang bagus, ya sepadan dengan kantor orang yang berkantor di depan. Jadi nggak ada bedanya.”

Kursi pun tak luput dari perhatiannya. “Soale nek kursine goyak-gayek, itu nggak bisa mikir,” ujarnya dengan logat khas Jawa.

Baca Juga:  Kadis Kominfo Sumut Ilyas Sitorus Jadi Tersangka Korupsi Rp 1,8 Miliar, Belum Ditahan

Ngobrol Sama Tanaman? Kenapa Nggak.

Yang menarik, Aryo percaya bahwa tanaman pun perlu diperhatikan layaknya makhluk hidup. “Kalau diajak ngobrol, kita lewatin, ini kan tempat ajang… Iya, makhluk,” katanya santai.

Contohnya? Pohon nangka di area pabrik yang dulu tandus, kini justru berbuah lebat. “Dulu ya gumun, biyen waktu aku datang pertama kali kok yo tandus ngono loh,” kenangnya.

Bukan Hanya di Dalam Pabrik

Lewat serikat pegawainya, Kievit Word Council (KWC), PT Kievit juga aktif di berbagai kegiatan sosial dan lingkungan. Salah satunya, program rehabilitasi di Taman Nasional Gunung Merbabu. Mereka akan menanam pohon buah endemik di jalur Suwanting yang sempat terbakar.

“Karena itunya hilang, tanamannya, ini kera-kera sering mengganggu masyarakat, sering turun,” beber Aryo.

Tak hanya itu, di Rawa Pening, mereka punya rencana melepasliarkan ikan wader, ikan asli dan ikonik danau tersebut, guna menyeimbangkan ekosistem dari ancaman ikan nila yang invasif.

Dari sisi ekonomi, perusahaan ini juga memberdayakan masyarakat sekitar. Koperasi perusahaan dijadikan etalase bagi ibu-ibu warga untuk menitipkan jualan gorengan, nasi bungkus, dan aneka makanan.

Baca Juga:  Aksi Sosial Nasional “Bapas Peduli”: Kupang Jadi Simbol Semangat Baru KUHP Humanis

Mengejar Proper Hijau, Tanpa Menutup Diri

Dengan semua praktik baik yang dijalankan, Aryo kini membidik penghargaan “Proper Hijau” dari pemerintah. Baginya, ini bukan soal prestise semata, melainkan pengakuan atas jalan sunyi yang sudah dilalui perusahaan.

Untuk itu, langkah konkret pun digulirkan. Salah satunya, kerja sama dengan PLN untuk mengganti mesin pre-heater berbasis fosil dengan listrik energi terbarukan. Proyek ini dikembangkan selama dua tahun, demi satu tujuan: dekarbonisasi.

Dan menariknya, Aryo tak pelit ilmu. “Kenapa kita tidak menutup diri? Karena cara-cara kita mengkonservasi alam di sini itu patut diketahui orang lain sebagai contoh. Mereka juga bisa belajar dari sini,” pungkasnya.

Sebagai bentuk apresiasi, dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup, Pemkot Salatiga memberikan Piagam Penghargaan kepada PT Kievit Indonesia karena konsisten mendukung gerakan zero waste dan cleaner production. Tak salah, jika perusahaan ini kini disebut sebagai industri dengan jiwa hijau yang tulus.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!