HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Derita Usia Senja, Nenek Sukirah Lumpuh dan Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Ironis Pemerintah Setempat Seolah Menutup Mata

 

Kondisi nenek Sutirah.

Laporan: Indra | Kontributor Nganjuk

Editor: Bang Nur

NGANJUK,harian7.com – Sudah selayaknya usia senja merupakan waktu bagi seseorang untuk menikmati masa tuanya bersama keluarga. Namun, tidak dengan nenek Sukirah. Perempuan yang berusia 82 tahun ini diketahui tinggal seorang diri tanpa ada keluarga yang menemani.

Disebuah gubuk reyot berukuran 3×4 meter, yang terdiri dari dapur dan tempat tidur, berada dilingkungan Bulurejo, RT 03 RW 02 Kelurahan Warujayeng, Kecamatan Tanjunganom Kabupaten Nganjuk Jawa timur, Sukirah melalui hari – harinya dengan keadaan terbatas dan tak bisa berbuat apa – apa karena kondisinya  lumpuh.

Prihatin, untuk makan sehari-hari ia hanya bergantung pada belas kasihan para tetangga sekitar. 

Baca Juga:  Ganesha Cup 3: Pencak Silat Bangkit, Peserta Membludak di Salatiga

Saat ditemui harian7.com, Rabu (10/3/2021) nenek Sukirah nampak sedang disuapi makanan oleh nenek Sinem (75) salah satu warga sekitar yang peduli terhadapnya.

Saat berbincang, nenek Sinem menjelaskan bahwa nenek Sukirah tinggal di gubuk reyot tersebut kurang lebih sekitar 10 tahun.

“Saat musim hujan gubuk yang di tempati sering tergenang air dari luapan sungai karena lokasi gubuk tersebut tepat di pingir sungai,”tutur nenek Sinem.

Nenek Sukirah sehari-hari hanya berbaring di tempat tidur. Karena keluarga tidak ada yang perduli, akhirnya para tetangga membantu kehidupan sehari-harinya.

“Selama ini, nenek Sukirah hanya bisa mengandalkan bantuan para tetangga termasuk untuk cuci baju hingga makan sehari-hari,”terang  nenek Sinem.

Baca Juga:  Wagub : 'Dorong Kemajuan Ponpes Melalui Sistem Pertanian Terpadu'

Waris selaku Ketua setempat saat di konfirmasi awak media harian7.com menerangkan, bahwa nenek Sukirah dulu kerjanya hanya pengamen jalanan. Setahu kami beberapa tahun lalu pernah jatuh kecelakaan keserempet kendaraan pada saat ngamen di daerah Rejoso, sehinga mengalami kelumpuhan dan tidak bisa apa apa hingga saat ini.

“Untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya cuma bisa menunggu uluran belas kasihan dari warga setempat,”ucapnya.

Diungkapkan Waris, setahun yang lalu kita sudah pernah upayakan untuk mengajukan bantuan di kelurahan, namun oleh beberapa kader kelurahan disampaikan katanya belum bisa tercover karena nenek Sukiran masih punya anak satu laki laki.

“Namun nenek Sukirah sampai saat ini hanya mendapat bantuan dari warga di sekitar untuk keseharianya, maka sampai saat ini ia memang belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah terkait,”terang Waris.

Baca Juga:  Satgas Covid-19 Batangmata Gelar Penyemprotan Massal

Senada disampaikan Suparmin selaku Ketua RW 02. Ia membenarkan bahwa nenek Sukirah sampai saat ini memang belum pernah tercover bantuan dari pemerintah setempat karena pernah di ajukan di kelurahan, namun sampai saat ini belum ada tangapan sama sekali.

“Padahal nenek Sukirah itu orang yang sangat tepat untuk menerima bantaun, karena dengan kondisi yang semakin sekarang semakin memilukan keadaanya,”beber Suparmin.

“Dengan adanya kondisi nenek Sukirah seperti ini, saya dan masyarakat sekitar justru sangat mengaharapkan agar segera ada tangapan dari pemerintah terkait karena keadaanya sudah sangat memprihatinkan,”harap Suparmin.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!