Mustaqim, Pemuda Salatiga yang Ubah Kitab Kuning Jadi Inovasi Digital Pengelolaan Zakat
Laporan: Muhamad Nuraeni
SALATIGA | HARIAN7.COM – Mustaqim, pemuda asal Salatiga kelahiran tahun 90-an, berhasil membuktikan bahwa inovasi di bidang keagamaan bukanlah monopoli kaum akademisi teknologi. Lewat sentuhan tangan dinginnya, ia menghadirkan terobosan luar biasa berupa aplikasi SMART-ZIS (Sistem Manajemen Rekap Data Zakat, Infaq, dan Shadaqah) yang kini mulai diandalkan para panitia zakat di Kota Salatiga.
Dengan memadukan warisan intelektual Kitab Kuning, website, dan aplikasi digital, Mustaqim sukses menggerakkan hati para panitia zakat untuk naik level menjadi Amil resmi. Bagi para panitia yang sebelumnya enggan melaporkan zakat secara real-time, kehadiran SMART-ZIS justru membuka jalan mudah dan efisien dalam pelaporan.
“Jika ada panitia zakat yang sebelumnya enggan untuk menyampaikan pelaporan zakat secara real-time. Berkat aplikasi ini, mereka mendapatkan kemudahan dalam pelaporan zakat,” kata Mustaqim.
Sebagai penyuluh agama Islam di Kota Salatiga, Mustaqim telah menjalankan Program Advokasi Panitia Zakat berbasis Kitab Kuning, website, dan aplikasi SMART-ZIS sejak tahun 2022. Program ini tidak hanya mempermudah proses pelaporan, tetapi juga memperkuat legalitas panitia zakat dengan membantu pengurusan SK UPZ (Unit Pengumpul Zakat).
Website yang ia kelola berisi berbagai konten edukatif seperti berita tugas kepenyuluhan, kultum, khutbah, tanya jawab soal zakat, dan materi penyuluhan lain. Pengetahuan Mustaqim yang mendalam terhadap literatur fikih zakat membuatnya mampu meyakinkan banyak panitia zakat untuk lebih profesional dan terstruktur dalam menjalankan tugasnya.
Tak hanya berhenti di dunia digital, rekam jejak Mustaqim di lapangan juga mengesankan. Ia pernah dikirim sebagai da’i 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) oleh Kementerian Agama RI, di mana ia tetap menjalankan program advokasinya. Hasilnya, masyarakat di wilayah terpencil pun kini lebih paham mengenai peran Amil dan pengelolaan zakat yang benar.
Kiprahnya juga terlihat dalam forum-forum Bahtsul Masail, di mana ia aktif sebagai pembahas sekaligus pengurus di PCNU Kota Salatiga pada bidang yang sama. Pengalaman panjangnya dalam forum ilmiah berbasis turots menjadikannya salah satu tokoh muda yang diperhitungkan.
Dampak nyata dari program advokasinya pun tak main-main. Dalam kurun waktu tiga tahun, jumlah Amil resmi berbentuk UPZ meningkat hingga 30 persen tiap tahunnya. Data tersebut bahkan tercatat dalam jurnal ilmiah Indonesian Academy Of Social And Religious Research (IASRR) berjudul “Advocacy of Zakat Committee Based on Yellow Book, Website and SmartZIS Application in Salatiga City”, yang telah terindeks di DOAJ, EBSCO, ROAD, Sinta, Google, BASE dan lainnya.
Dengan keberhasilan ini, Mustaqim diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi para pemuda lainnya untuk menciptakan inovasi serupa yang tak hanya religius, tapi juga solutif bagi kebutuhan zaman.(*)
Tinggalkan Balasan