Laporan Budi Santoso | Harian7.com
JATIM | HARIAN7.COM – Kucuran dana jumbo dari pusat terus mengalir ke Jawa Timur! Hingga akhir Maret 2025, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jawa Timur telah menyalurkan Rp19 triliun ke daerah. Angka ini bukan main-main—mencapai 22,82 persen dari total anggaran tahun ini.
Dana tersebut merupakan bagian dari skema transfer pemerintah pusat ke daerah guna mendukung pembangunan dan pelayanan publik. Progresnya? Positif dan menjanjikan.
Menurut Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Jatim, Sugeng Pamilu Karyawan, sebagian besar dana berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU). “DAU mencapai Rp9,39 triliun, yang digunakan untuk mendanai berbagai layanan publik dan belanja aparatur daerah,” ungkap Sugeng dalam konferensi pers, Selasa (6/5/2025).
Tak hanya DAU, Dana Bagi Hasil (DBH) juga sudah disalurkan senilai Rp1,95 triliun. Menariknya, penyaluran DBH ini bergantung pada mekanisme distribusi yang berubah tiap kuartal. Sementara itu, daerah yang dinilai punya kinerja keuangan bagus dan inflasi stabil mendapat bonus tambahan lewat insentif fiskal sebesar Rp78,72 miliar.
Bagaimana dengan Dana Alokasi Khusus (DAK)? Ceritanya cukup unik. Untuk DAK Fisik, alokasi awal memang mencapai Rp2,1 triliun, tapi belum ada yang dicairkan sampai Maret karena adanya efisiensi anggaran. Berbeda dengan DAK Non Fisik, yang justru sudah tersalur Rp4,27 triliun, terutama untuk sektor pendidikan dan kesehatan.
Lalu, bagaimana nasib Dana Desa? DJP Jatim mencatat penyaluran sudah mencapai Rp3,34 triliun. Tapi sayangnya, masih banyak yang terhambat pencairannya. Alasannya? Masalah klasik: dokumen! “Banyak pemerintah daerah yang belum menyerahkan dokumen persyaratan yang dibutuhkan,” jelas Sugeng.
Ia menambahkan, DJP Jatim tak tinggal diam. “Kami terus mendorong pemerintah daerah untuk mempercepat penyelesaian dokumen persyaratan agar penyaluran dana bisa lebih optimal,” tegasnya.
Dengan capaian positif di kuartal pertama ini, DJP Jatim optimistis target pembangunan daerah bisa tercapai. Sinergi pusat dan daerah jadi kunci suksesnya program-program unggulan demi kemajuan Jawa Timur.