HEADLINE

Dialog di Kampus Hayam Wuruk: Agustina Gaet Mahasiswa Undip dalam Agenda Pembangunan Semarang

redaksiharian7

- Admin

Jumat, 9 Mei 2025 - 21:35

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Laporan: Andi Saputra

SEMARANG | HARIAN7.COM – Sebuah ruang diskusi terbuka digelar di Universitas Diponegoro, Minggu, 4 Mei lalu. Di tengah suhu politik nasional yang masih hangat dan kegelisahan urban yang mengemuka, Wali Kota Semarang, Agustina, memilih turun langsung ke kampus. Bukan untuk ceramah satu arah, melainkan membuka ruang dialog bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Undip.

Forum ini menjadi bagian dari upaya membangun komunikasi konstruktif antara pemerintah dan generasi muda. Di hadapan mahasiswa yang menyuarakan pelbagai isu strategis, Agustina menyampaikan apresiasinya atas peran aktif Undip. “Ini membuktikan bahwa Undip hadir bukan sebagai pengamat, tetapi sebagai pelaku dalam narasi besar pembangunan bangsa,” katanya dalam sambutan.

ADVERTISEMENT

 


SCROLL TO RESUME CONTENT

Agustina juga mengutip pidato Rektor Undip saat pelantikan BEM beberapa waktu lalu, yang menyebut bahwa “genetik Undip adalah juara”. Ia menegaskan, kutipan itu bukan sekadar simbolik, tapi mencerminkan keberanian, religiusitas, dan semangat untuk melawan ketidakadilan. “Itu adalah jati diri,” ujarnya.

Baca Juga:  Pemkab Sragen Salurkan Bantuan 39 Alsintan, Bupati Sragen: "Semoga bantuan cultivator ini dapat bermanfaat bagi petani"

Alumni kampus Hayam Wuruk ini juga tak segan berbagi kisah masa mudanya sebagai aktivis GMNI. Ia mengenang bagaimana organisasi membentuk kepekaan sosial dan kapasitas intelektualnya. “Organisasi bukan sekadar rapat dan proposal, tapi jalan panjang yang penuh ketekunan dan ketabahan,” ungkap Agustina.

Sebagai kepala daerah, ia menyadari pentingnya merancang kebijakan yang berpihak pada pemuda. Dalam forum tersebut, ia menekankan bahwa kepemimpinan bukan sekadar hadir, tetapi harus menciptakan arah dan perubahan. Selain forum ini, Pemerintah Kota Semarang telah membuka ruang partisipasi lain: Musrenbang pemuda, disabilitas, perempuan, dan pariwisata.

Satu per satu aspirasi mahasiswa ditanggapi. Analisa, mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya, mengangkat pentingnya pengembangan budaya dan pariwisata. Menanggapi itu, Agustina menyatakan komitmen untuk mengembalikan kegiatan yang mengangkat narasi budaya lokal. “Budaya adalah titik penting yang harus dikedepankan, harus ada simbol budaya apa yang kita angkat dan dikomunikasikan. Seperti dalam film Korea, kita juga harus serius mengangkat budaya secara detil dan terstruktur,” ujarnya.

Baca Juga:  Responsivitas Tinggi: Polri Buktikan Komitmen Tangani Aduan Masyarakat, Ungkap Komisi III 

Masalah transportasi juga jadi perhatian. Randy, mahasiswa FIB, menyampaikan keluhan tentang minimnya akses ke Tembalang. Menurut Agustina, keterbatasan armada menjadi hambatan utama. “Sudah enam tahun belum ada pembelian bis baru. Semoga anggaran mencukupi atau bisa dicarikan mitra investor. Trayek ke Tembalang penting, dan perlu solusi sistemik dari titik-titik strategis seperti Patung Diponegoro,” jelasnya.

Ganda, dari FMIPA, menyentil soal pencemaran logam berat akibat industri. Agustina mengakui IPAL yang tersedia belum memadai. Ia mengatakan, penanganan isu lingkungan menjadi bagian prioritas dalam RPJMD baru. “Benar IPAL belum cukup. Akan ada kajian besar untuk program aksi 2026, termasuk pengadaan alat ukur pencemaran dan inspeksi industri. Tahun ini juga terus ditambah area hijau melalui hutan kota,” tuturnya.

Baca Juga:  One Way Nasional Dimulai 27 Maret, Berlaku dari KM 70 hingga Kalikangkung

Di akhir diskusi, Agustina menegaskan bahwa proses pembangunan yang berpihak pada keadilan sosial tidak bisa lepas dari partisipasi publik. “Tagline pembangunan lima tahun ke depan adalah perekonomian maju, berkeadilan sosial, dan lestari. Maka, semua suara—termasuk dari mahasiswa—harus menjadi bahan pertimbangan dalam kebijakan.”

Forum ini bukan sekadar ruang curhat. Ia menjadi gambaran bagaimana relasi kuasa dan aspirasi warga bisa dirangkai dalam satu ruang yang cair dan setara. Di sanalah, arah kota dicoba digambar ulang bersama mereka yang kelak akan memegang kemudinya.

Berita Terkait

Berkelakuan Baik, 62 Napi Buddha di Jateng Dapat Remisi Waisak
Berteduh Saat Hujan, Dua Motor Hanyut di Salatiga! Salah Satunya Milik Pembeli Mie Ayam
Banjir dan Longsor Terjang Salatiga Usai Hujan Deras, Warga Panik Selamatkan Barang
Gus Hana, Sang Gandrung Moderasi dari Kudus, Jejak Inovatif Penyuluh Agama Islam yang Menginspirasi Jawa Tengah
Kembangkan Pokjaluh Web dan SMART ZIS: Mustaqim, Sang Inovator Hukum Zakat Asal Salatiga Borong Juara 1 PAI Award 2025 Jateng
Robby Saksikan Langsung Kemeriahan Karnaval Budaya di Surabaya, Salatiga Unjuk Gigi Lewat Tari Jurit Ampil
Cinta dari Ranjang IGD: Kisah Haru Calon Pengantin yang Dibacok di Palembang
Operasi Malam di Grobogan: Polisi, TNI, dan Satpol PP Satukan Barisan Lawan Premanisme

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 03:14

Berkelakuan Baik, 62 Napi Buddha di Jateng Dapat Remisi Waisak

Senin, 12 Mei 2025 - 21:09

Berteduh Saat Hujan, Dua Motor Hanyut di Salatiga! Salah Satunya Milik Pembeli Mie Ayam

Minggu, 11 Mei 2025 - 22:06

Banjir dan Longsor Terjang Salatiga Usai Hujan Deras, Warga Panik Selamatkan Barang

Minggu, 11 Mei 2025 - 20:22

Gus Hana, Sang Gandrung Moderasi dari Kudus, Jejak Inovatif Penyuluh Agama Islam yang Menginspirasi Jawa Tengah

Minggu, 11 Mei 2025 - 19:31

Kembangkan Pokjaluh Web dan SMART ZIS: Mustaqim, Sang Inovator Hukum Zakat Asal Salatiga Borong Juara 1 PAI Award 2025 Jateng

Minggu, 11 Mei 2025 - 18:30

Robby Saksikan Langsung Kemeriahan Karnaval Budaya di Surabaya, Salatiga Unjuk Gigi Lewat Tari Jurit Ampil

Minggu, 11 Mei 2025 - 18:04

Cinta dari Ranjang IGD: Kisah Haru Calon Pengantin yang Dibacok di Palembang

Minggu, 11 Mei 2025 - 11:56

Operasi Malam di Grobogan: Polisi, TNI, dan Satpol PP Satukan Barisan Lawan Premanisme

Berita Terbaru

error: Content is protected !!