HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Pesantren Lansia di Gedong Banyubiru, Menjemput Berkah di Usia Senja

Laporan: Muhamad Nuraeni

KAB.SEMARANG | HARIAN7.COM – Dalam suasana Ramadan yang penuh berkah, ada sebuah pesantren unik di Desa Gedong, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, yang berbeda dari biasanya. Villa Santri Kasepuhan Raden Rahmat menjadi tempat bagi para santri lanjut usia (lansia) untuk menuntut ilmu agama dengan penuh semangat.

Baca Juga:  Baznas Salatiga Salurkan ZIS: Bantuan untuk THL, Pendidikan, dan Renovasi Mushola

Jika umumnya pesantren dipenuhi oleh para remaja hingga dewasa, di sini justru para lansia yang menjadi santrinya. Meski usia mereka tak lagi muda, semangat mereka dalam mencari pahala di bulan suci tak kalah membara. Sejak pagi hingga malam, mereka mengikuti berbagai kegiatan yang telah disusun pihak pesantren.

Baca Juga:  PAC GRIB JAYA Kecamatan Muntilan Bagi-bagi Ta'jil dan Melakukan Konsolidasi Bersama Pengurus DPC Kabupaten Magelang

Salah satu santri, Sukardi, yang berasal dari Jambi, mengaku merasakan kebahagiaan bisa menimba ilmu di pesantren ini. “Mendapat pengetahuan karena di sini isinya tentang agama Islam dan juga mengaji. Di usia seperti sekarang ingin memperdalam ilmu agama karena mungkin saat muda belajar ya belum maksimal,” ungkapnya.

Bagi Sukardi, belajar agama di pesantren bukan sekadar menambah wawasan, tetapi juga meningkatkan kebatinan dan memperkuat semangat ibadah.

Baca Juga:  Tagar UKSWMundur Menggema, Mahasiswa Soroti Fasilitas Kampus

Santri Lansia dari Berbagai Daerah dan Luar Negeri

Pendiri Villa Santri Kasepuhan Raden Rahmat, Ahmad Winarno, menyampaikan bahwa pada bulan Ramadan ini, terdapat 25 santri yang menetap di pesantren. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Papua, Jakarta, Pare, Semarang, Ponorogo, hingga Kalimantan. Bahkan, ada juga diaspora dari negara-negara seperti Australia, Belanda, dan Singapura yang memilih belajar di sini karena tidak lagi memiliki keluarga di tanah air.

“Ada juga diaspora di beberapa negara yang sudah tidak memiliki saudara di daerah asal, yang belajar di sini. Seperti Australia, Belanda, dan Singapura,” tutur Winarno.

Baca Juga:  Gelar Ibadah dan Perayaan Natal Tahun 2024, Menteri Nusron: Wujud Tidak Adanya Diskriminasi dan Dominasi Mayoritas di Kementerian ATR/BPN

Pesantren ini menghadirkan program-program yang dirancang khusus dengan pendekatan yang menyenangkan. Para santri tidak hanya belajar mengaji, tetapi juga mengikuti berbagai kegiatan keterampilan, seni rebana, hingga outing class yang memberikan pengalaman belajar di luar ruangan.

Baca Juga:  Inalillahi Wa Innailaihi Rojiun, 4 Orang Dalam Keluarga Besar Ponpes Nurul Hasan Geger Tegalrejo Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan

Jadwal Penuh Berkah di Pesantren Lansia

Sejak pagi, para santri sudah memulai hari mereka dengan sholat tahajud dan sahur. Setelah itu, mereka melakukan senam pagi untuk menjaga kesehatan. Pagi hari diisi dengan kegiatan sorogan, di mana santri menyetorkan bacaan atau hafalan mereka, sebelum melanjutkan ke materi-materi keagamaan lainnya di siang hari.

“Tidak jarang diselingi dengan olahraga-olahraga ringan untuk menjaga motorik halus maupun motorik kasar agar tetap terjaga,” jelas Winarno.

Pantauan harian7.com, kegiatan para santri baru berakhir setelah salat tarawih. Meskipun jadwal harian cukup padat, semangat mereka tidak surut. Dengan penuh antusiasme, para lansia ini terus menuntut ilmu, meneguhkan hati untuk semakin dekat kepada Allah di usia senja mereka.

Baca Juga:  Jaga Stabilitas Harga, Pemprov DKI Jakarta Gelar Pasar Pangan Murah di 193 Lokasi

Di Villa Santri Kasepuhan Raden Rahmat, usia bukanlah penghalang untuk terus belajar dan beribadah. Mereka membuktikan bahwa semangat menjemput berkah tidak mengenal batas waktu.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!