Jawa Tengah Dirikan Posko Terpadu Lebaran 2025, Siaga 24 Jam hingga 8 April
SEMARANG | HARIAN7.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah resmi mendirikan Posko Terpadu Lebaran 2025 di kantor Dinas Perhubungan Jateng, Jalan Siliwangi, Krapyak, Kota Semarang, pada Senin (24/3/2025). Posko ini akan beroperasi selama 24 jam hingga 8 April 2025 untuk mendukung kelancaran arus mudik dan balik Idulfitri.
Kepala Dinas Perhubungan Jateng, Henggar Budi Anggoro, menjelaskan bahwa pendirian posko ini berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub, yang memprediksi potensi pergerakan nasional mencapai 146,48 juta orang. Dari jumlah itu, 36,62 juta orang diperkirakan menuju Jawa Tengah, sementara 19,77 juta orang diprediksi keluar dari provinsi ini.
Dibandingkan dengan tahun 2024, jumlah pemudik yang masuk atau melintas Jateng diprediksi naik 4,58 persen, mencapai 17,9 juta orang, sedangkan jumlah kendaraan yang masuk atau melintas diprediksi meningkat 6,75 persen, mencapai 1,8 juta kendaraan.
Posko Terpadu dan Posko Kewilayahan
Henggar menjelaskan bahwa Posko Terpadu Lebaran 2025 berlokasi di Gedung Wahana Graha Dinas Perhubungan Provinsi Jateng, dengan personel yang bekerja dalam tiga sif, mulai pukul 08.00 WIB. Selain itu, posko kewilayahan di kabupaten/kota juga telah disiapkan dengan personel dan sarana pendukung untuk mengamankan arus mudik.
“Maka untuk melayani dan mengamankan pergerakan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Posko Terpadu Lebaran 2025,” ungkap Henggar.
Dalam operasionalnya, posko ini terdiri dari sembilan koordinator bidang (Korbid) sesuai SK Gubernur Nomor 550/2 Tahun 2023, yakni:
Korbid Lalu Lintas (Ditlantas Polda Jateng & Dishub Jateng)
Korbid Transportasi (Dishub Jateng)
Korbid Infrastruktur (Dinas PUBMCK Jateng)
Korbid Energi (Dinas ESDM Jateng)
Korbid Kesehatan (Dinas Kesehatan Jateng)
Korbid Kepokmas (Dinas Perindag Jateng)
Korbid Kamtibmas (Dit Samapta Polda Jateng & Satpol PP Jateng)
Korbid Penanggulangan Bencana (BPBD Jateng)
Korbid Kominfo (Dinas Kominfo Jateng, Orari, & RAPI)
Total terdapat 16 personel setiap sif, yang bertugas mengoordinasikan, mengumpulkan, serta mengolah data dari posko kewilayahan sebelum dilaporkan ke gubernur dan pemerintah pusat.
Strategi Antisipasi Kemacetan dan Kesiapan Transportasi
Untuk mengantisipasi kemacetan, Polda Jateng, Dishub Jateng, dan pemda setempat telah menyiapkan berbagai strategi, termasuk:
Menyiagakan personel statis dan mobile
Menerapkan rekayasa lalu lintas di titik-titik rawan macet
Menyiapkan jalur alternatif
Dari sisi transportasi, disiapkan 10.534 armada bus, 125 kereta api (termasuk 16 KA tambahan), 11 kapal laut, dan 98 penerbangan. Pengecekan kelayakan kendaraan (ramp check) juga dilakukan, meliputi pemeriksaan fisik, kelengkapan administrasi, dan perlengkapan keselamatan armada.
Selain itu, Dinas Kesehatan Jateng telah menyiapkan puskesmas dan rumah sakit untuk beroperasi 24 jam, serta PSC 119 di seluruh kabupaten/kota.
“Jajaran Dinas Kesehatan juga telah menyiapkan puskesmas dan rumah sakit untuk beroperasi 24 jam, selama masa Lebaran tahun 2025 dan penyiagaan PSC (Public Safety Center) 119 di seluruh kabupaten dan kota se-Jateng,” ujar Henggar.
Selain itu, pemerintah juga memastikan stok logistik, listrik, BBM, BBG, dan bahan pokok (kepokmas) tetap tersedia dan harga tetap stabil.
Gubernur Jateng: Posko Pusat untuk Kendali Mudik Lebaran
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menekankan bahwa Posko Terpadu Lebaran 2025 menjadi pusat kendali bagi seluruh posko di wilayah.
“Karena ini sifatnya pusatnya, maka penetrasi adalah data kecelakaan, seluruh data kebutuhan pokok, seluruh data BMKG, seluruh data kesehatan diinput. Jadi, kejadian yang ada di wilayah posko-posko tersentral di sini,” jelas Luthfi.
Menurutnya, posko ini akan memudahkan pengendalian arus mudik dan balik Lebaran, serta memastikan koordinasi berjalan efektif.
Dalam kesempatan tersebut, Luthfi juga melakukan pertemuan virtual dengan wilayah Klaten untuk mengecek jalur fungsional dan operasional.
“Terus jalur fungsional yang 6,2 km ke Yogya kita arahkan untuk betul-betul rambu dipasang. Kalau malam dinyalakan lampunya, karena masih belum representatif,” imbuhnya.(Hum/mim)
Tinggalkan Balasan