Transformasi Lahan Terbatas: Rutan Salatiga Kembangkan Program Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Laporan: Wahyu Widodo
SALATIGA | HARIAN7.COM – Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salatiga terus menunjukkan inovasi dalam memberdayakan warga binaan. Dengan memanfaatkan lahan terbatas di area branggang, Rutan ini berhasil mengembangkan program ketahanan pangan yang selaras dengan kebijakan nasional Presiden Prabowo Subianto.
Lahan seluas 300 meter persegi, yang sebelumnya hanya berupa tanah berbatu, kini diubah menjadi lahan produktif yang ditanami berbagai jenis sayuran. Warga binaan yang terlibat mendapat pendampingan intensif dari petugas untuk memastikan program ini berjalan lancar.
Kepala Rutan Salatiga, Redy Agian, menjelaskan bahwa meskipun terbatas dalam ruang, Rutan Salatiga tetap berkomitmen mendukung program Asta Cita Presiden dan arahan Menteri Pemasyarakatan, Agus Andrianto.
“Kami manfaatkan setiap jengkal lahan yang tersedia, termasuk area branggang, untuk bercocok tanam. Ini bukan hanya mendukung program ketahanan pangan, tetapi juga memberikan bekal positif bagi warga binaan,” ujar Redy, Kamis (09/01/2025).
Berbagai jenis tanaman seperti bayam, sawi, terong, dan cabai kini tumbuh subur di lahan tersebut. Hasil panennya direncanakan untuk mencukupi kebutuhan warga binaan, keluarga mereka, hingga masyarakat sekitar yang membutuhkan.
Manfaat Jangka Panjang dan Kolaborasi dengan Pemkot Salatiga
Redy menegaskan bahwa program ini akan berjalan secara berkesinambungan. Selain itu, pihak Rutan akan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Salatiga untuk memperluas dampak program pembinaan.
“Kami ingin memastikan program ini terus berlangsung. Kami juga berkoordinasi dengan Pemkot Salatiga melalui dinas terkait untuk memberikan pelatihan bertani, sehingga warga binaan memiliki keterampilan yang dapat dimanfaatkan setelah mereka bebas,” jelas Redy.
Ia berharap program ini mampu meminimalkan risiko pengulangan tindak pidana melalui pemberian bekal keterampilan yang konkret.
Kesempatan Emas bagi Warga Binaan
Salah satu warga binaan, Aris, mengaku senang dapat berpartisipasi dalam program ketahanan pangan ini. Ia menganggap kegiatan tersebut sebagai peluang untuk belajar dan menambah keterampilan baru.
“Saya merasa sangat beruntung bisa ikut program ini. Awalnya saya tidak punya pengalaman bertani, tetapi bimbingan dari petugas membuat saya percaya diri. Ini akan menjadi bekal penting saat saya bebas nanti,” katanya.
Aris bersama lima rekan lainnya merawat tanaman dengan teliti, mulai dari memupuk, menyemprot, hingga membersihkan gulma. “Melihat hasil tanaman mulai tumbuh subur sangat memotivasi kami. Ini adalah kebanggaan tersendiri,” tambahnya dengan senyum bahagia.
Pembinaan Spiritual untuk Warga Binaan
Selain pelatihan bercocok tanam, Rutan Salatiga juga mengedepankan pembinaan kerohanian bagi warga binaan. Langkah ini bertujuan membentuk individu yang religius dan memiliki karakter mental yang lebih baik, sehingga siap berkontribusi positif setelah masa tahanan selesai.
Dengan upaya transformasi ini, Rutan Salatiga tidak hanya mendukung program ketahanan pangan nasional, tetapi juga memberdayakan warga binaan secara holistik, membekali mereka untuk kembali ke masyarakat dengan keterampilan dan sikap yang lebih baik. (*)
Tinggalkan Balasan