HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Ada Dugaan Dana PMT Untuk Balita Stunting di Sunat ,Menko PMK Angkat Bicara

Laporan: Yopi S

DEPOK | HARIAN7.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok yang menjadi leading sektor Pemberian Makanan Tambahan (PMT)dinilai tidak layak. Sampai-sampai pusat akan membuat tim guna meninjau persoalan tersebut.  

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy mengatakan, PMT pencegahan stunting di Kota Depok, tidak standar.

Menurut dia, PMT harus memenuhi syarat gizi yang cukup, terutama dari sisi penyediaan protein hewani.

“Itu sangat tidak layak untuk makanan tambahan. Karena makanan tambahan harus memenuhi syarat karbohidrat, protein hewani, vitamin, mineral, harus betul-betul syarat cukup, terutama dari sisi penyediaan protein hewani yang kurang,” ucap Muhadjir,Kamis (23/11/2023).

Baca Juga:  Sambut Natal 2019, SMP Kristen Lentera Ambarawa Gelar "Aksi Sosial" di Wisma Kasih Bunda (Rumah Hidrosefalus) Semarang

Muhadjir menjelaskan, Wakil Presiden (Wapres) KH Ma’ruf Amin akan membuat tim untuk meninjau persoalan itu.

Dia pun berpesan kepada seluruh kepala daerah untuk bisa serius dengan PMT pencegahan stunting. Pasalnya, upaya itu berkaitan dengan target penurunan prevalensi stunting sebesar 14 persen pada 2024.

Baca Juga:  Kontroversi Pelarangan Pemasangan APK di Salatiga, Beny Setyono Serukan Keadilan dalam Kampanye

“Saya minta betul kepada semua ya, semua kepala daerah tak main-main dengan penyediaan makanan tambahan untuk penanganan stunting ini. Karena ini berkaitan target Pak Presiden yang 14 persen, kemudian juga jangka panjang menyiapkan generasi emas 2045,” kata mantan Mendikbud tersebut.

Muhadjir juga mengingatkan seluruh pejabat untuk tidak bermain-main dalam menggunakan anggaran, terutama APBD yang dialokasikan untuk dana desa yang bisa digunakan secara bersama-sama.

Baca Juga:  Gasak Ayam dan Burung, Icsanudin Babak Belur di Bogem Warga

Dia berpesan, dinas terkait untuk memenuhi kebutuhan gizi yang diperlukan dan berbasis kearifan lokal.

“Kita dorong makanan tambahan berbasis kearifan lokal. Yang di desa itu nggak usah paksa harus seragam, apalagi pakai nugget, pake tahu yang kemudian di dalamnya dikasih nugget itu saya kira enggak bener itu. Kan bisa serahkan saja ke masing-masing kelurahan,” kata Muhadjir.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

TERKINI

HIBURAN

SPORT

error: Content is protected !!