HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Pengelola Warung Makan dan Biro Transportasi Keluhkan Oknum Dishub Usir Bus Parkir di Palbapang, Selain Itu Tercium Aroma Dugaan Pungli Dengan Modus Potongan 10 Persen Dari Tiket Wisatawan

Oknum Dishub tanpa mengenakan helm saat mendatangi, dan mengusir bus yang sedang terparkir, lantaran ditinggal penumpang dan sopirnya makan.

Laporan: Bang Nur

Editor: Shodiq

UNGARAN,harian7.com – Sejumlah pedagang dan wisatawan serta masyarakat keluhkan seorang oknum dishub yang mengusir secara paksa disaat mereka sedang makan dan bus terparkir di Rest Area 3, kawasan wisata Taman Bunga Celosia dan Candi Gedungsongo.

Hal tersebut disampaikan Hisam warga Bandungan, salah satu pengelola warung makan diarea Palbapang.”Kejadian pengusiran ini sebenarnya sudah berulang kali. Padahal wisatawan berkunjung untuk makan saja, namun oleh oknum yang berseragam dishub mengusir untuk memindahkan busnya di terminal atas,”katanya saat dikonfirmasi harian7.com, Senin, (7/2/2022).

Adanya perilaku tersebut, ia sangat menyayangkan perilaku oknum tersebut, mengingat lahan ini adalah Rest Area 03 berada dilahan umum yang seharusnya siapapun boleh masuk.

“Saya mempunyai usaha ditempat ini, yaitu warung makan yang memfasilitasi wisatawan yang membutuhkan makan atau tempat makan,”ungkapnya.

Sementara itu, Latif salah satu biro yang busnya diusir dan disuruh untuk pindah parkir menyayangkan adanya  perilaku oknum Dinas Perhubungan tersebut. Karena dalam dunia pariwisata salah satu kunci utamanya yaitu kenyamanan. Namun dengan adanya pengusiran oknum tersebut akhirnya kami mendapatkan komplain dari para konsumen.

Baca Juga:  Beroperasi Melebihi Pukul 21.00 WIB, Aktifitas di New D'Jozz Family Karaoke Dibubarkan, Modusnya Pintu Depan Ditutup, Pengunjung Lewat Belakang

“Harapan saya karenanya parkiran menrupakan salah satu fasilitas rumah makan dan kami juga tidak merugikan siapapun, karena setiap kami menuju wisata Bandungan pastinya membutuhkan fasilatas tersebut,”ungkapnya.

Video saat oknum Dishub datangi warung makan.

Rafsanjani selaku Penasehat Hukum Hisam salah satu pengelola rumah makan menyayangan tindakan oknum sebagaimana disebut kliennya.

“Kami sangat menyayangkan adanya perilaku tersebut. Oknum tersebut seolah tak punya tata krama. Tadi saya lihat video cctv datang bak koboi saja,”ucapnya.

Adanya kondisi itu, Sanjani berharap usaha rakyat kecil itu jangan diusik dan yang terpenting mengedapankan para wisatawan, masyarakat yang hanya sekedar mampir makan.

“Kalau perilakunya seperti itu ya merasa tidak nyaman,baik wisatawan maupun masyarakat. Agar citra baik wisata Bandungan itu tetap terjaga, dan tujuan utama wisatawan ialah kenyamanan dan kenanngan yang indah bukan suasana keruh di bandungan,”terangnya.

Rafsanjani menambahkan, agar suasana tercipta kondusif, hendaknya semua steak holder bisa di kumpulkan dan bertemu musyawarah oleh pihak yang berwenang agar menemui titik temu sehingga tercapai wisata Bandungan yang indah dan nyaman pastinya.

Baca Juga:  GALLOP ARENA: Kecepatan, Strategi, Prestasi, Jateng Derby 2025, Pertarungan Bintang Pacuan Kuda di Tegalwaton

Sementara itu, LSM ICI Jawa Tengah melalui anggota Humas Choerul turut menyayangkan masih adanya perilaku oknum petugas seperti itu.

Disampaikanya, adanya ketidak harmonisan para pelaku usaha baik rumah makan, jasa transpotasi tempat wisata dipicu adanya segelintir oknum.

“Polemik itu sudah agak lama. Sejumlah pelaku usaha mengadu kekami beberapa waktu lalu. Mendapati pengaduan masyarakat,  tim investigasi kami terjunkan untuk mencari informasi,”kata Choerul.

Berdasar keterangan para pihak, salah satu pemicu persoalan diduga dari salah satu pengurus jasa transportasi wisata, yang kerap mengintervensi, pelaku usaha lainya. Bahkan oknum tersebut kerap membawa bawa nama petugas Dishub.

“Ini baru diduga dan keterangan dari berbagai pihak. Jelasnya kami terus investigasi,”tandas Choerul.

Ketika ditanya siapakah yang diduga kerap melakukan intervensi, Choerul mengungkapkan,”Ya ada, inisialnya KN, nanti kalau sudah jelas dan komplit kita akan sampaikan keteman teman media,”paparnya.

Baca Juga:  Idul Adha 1441 H, Secara Simbolis Kapolres Salatiga Sembelih Hewan Kurban

Ditambahkan Choerul, selain itu tim juga menemukan dugaan adanya pungli terselubung. Pungutan tersebut modusnya potongan 10 persen dari nilai setiap tiket shutle yang selanjutnya disetor ke oknum terkait.

“Jadi potongan tersebut dialirkan ke 3 titik. Data sudah kami terima, nanti akan kita koordinasikan pihak terkait bahkan ke APH,”pungkasnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Semarang, melalui Sekretaris, Djoko Noerjanto, ATD., M.T., saat dikonfirmasi harian7.com, perihal tersebut diatas mengatakan, memang ada keluhan dari para pelaku Shutle, karena bus wisata wajib masuk terminal wisata.

Disinggung soal oknum KN oknum pengurus salah satu jasa transportasi wisata, Joko menjawab,”Saya cari informasi dr ka UPTD nya terlebih dahulu.”

Ketika ditanya, terkait adanya pengusiran,  Joko menyampaikan, kalau memang tidak ada keperluan ketempat wisata dan murni untuk  istirahat tidak ada masalah. Tetapi kalau transya di rumah makan dan melakukan perjalanan  wisata kawasan Gedong Songo, untuk bus di parkir di terminal wisata Palbapang.

Menanggapi  dugaan adanya pungli, Joko menyampaikan pihaknya akan lakukan investigasi.

“Saya investigasi dulu mas,”terangnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!