HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Nguri-Uri Budaya Jawa, DPRD Jateng Wayangan Semalam Suntuk

Istimewa

Laporan: Iwan Setiawan


BANJARNEGARA, harian7.com Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Komisi E DPRD Jateng menggelar pentas wayang kulit semalam suntuk di Desa Kaliwungu, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara, Sabtu (10/12/2022) malam.

Acara digelar menyampaikan pesan kepada masyarakat agar tetap ” Nguri-uri ” melestarikan budaya Jawa dalam hal ini wayang kulit.

Pagelaran wayang kulit semakin semarak dengan menampilkan dalang Ki Bina Setyo Aji dengan lakon “Tumuruning Wahyu Nuswantoro”.

Baca Juga:  Eks Bupati Banjarnegara di Vonis 8 Tahun Penjara, Lebih Ringan Dari Tuntutan Jaksa

Turut hadir dalam pentas wayang kulit, Sri Ruwiyati, Anggota DPRD, Sekertaris Komisi E DPRD Jawa Tengah, Didi Sunaryo dan Anwar, Anggota DPRD Banjarnegara Fraksi PDIP, Kabid Budaya Banjarnegara, Nurvavik Krismiarto,  Sunarko ketua Gapoktan Taruna Tani.

Dalam sambutanya Sri Ruwiyati menyampaikan, acara Pagelaran wayang ini bekerja sama  Dinas Pendidikan dan kebudayaan Jawa Tengah  dan Komisi E DPRD Jateng dalam upaya melestarikan kebudayaan nenek moyang yang ada di Indonesia.

Baca Juga:  250 Personil Polres Ngawi Menjadi Orang Tua Asuh Cegah Stunting
Istimewa

“Nguri-uri budaya dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui pagelaran wayang kulit, sehingga generasi muda akan tetap melestarikan budaya Jawa ditengah maraknya budaya barat yang masuk melalui media sosial” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut Sri Ruwiyati juga memperkenalkan tiga calon anggota DPRD Banjarnegara dari PDIP di Dapil 3 pada pemilu 2024 mendatang yakni Didi Sunaryo, Anwar dan Sunarko.

Selain itu Sri Ruwiyati berkesempatan mendapat kenang-kenangan dari dalang Ki Bina Setyo Aji berupa wayang kulit Srikandi mengenakan jarit banteng.

Baca Juga:  Kirab Pusaka Hingga Pesta Seribu Takir Warnai Grebeg Sadran Agung Adisara, Tri Mulyantoro: Acara Termeriah Jelang Ramadhan

Sementara Nurvavik Krismiarto mengatakan, Pagelaran wayang kulit pada malam hari ini merupakan bentuk antusias masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan budaya kususnya di Jawa Tengah.

“Dengan penampilan yang spektakuler dan tatanan yang menarik otomatis generasi muda akan tertarik kembali, karena gelar seni budaya adalah bagian dari pembentukan karakter para pemuda untuk beradap serta beretika,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!