Diskusi Publik Berjalan Sukses, Integritas Dan Kapasitas Modal Utama Menjadi Pemimpin Transformatif Di Banjarnegara
![]() |
Istimewa |
Laporan: Iwan Setiawan
BANJARNEGARA, harian7.com – Diskusi Publik “Menyongsong Kepemimpinan Transformatif Di Banjarnegara” sukses dilaksanakan dan mendapat apresiasi serta antusiasme yang luar biasa.
Acara yang digelar di hotel Surya Yudha pada Sabtu (24/12/2022) Dihadiri oleh banyak kalangan diantaranya mahasiswa, masyarakat umum, politisi, kademisi, LSM, ketua ormas, organisas kepemudaan, kepala desa dan aktifis pergerakan di Banjarnegara.
Kartono, ketua panitia mengatakan bahwa kegiatan diskusi publik bertujuan untuk membangun ksepahaman yang sama bahwa Banjarnegara kedepan harus dipimpin oleh pemimpin yang bermental perubahan, punya integritas dan kapasitas atau kemapuan mengkolaborasika semua potensi dan elemen yang ada.
“Diskusi publik ini awal kolaborasi dan merupakan kerja bersama antara Ikabarata (Ikatan Keluarga Banjarnegara se-Nusantara) dengan YBS (Yayasan Banjarnegara Sejahtera), KAHMI (Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam), KNPI (Komite Nasional Pemuda Indonesia) & Forum Badan Eksekutif Mahasiswa Banjarnegara,” jelasnya.
Setyo Bangun Suharto salah satu peserta yang hadir sekaligus memberikan pandangan bahwa regulasi di Banjarnegara harus diperkuat dan itu menjadi tugas Pemda bersama DPRD.
Selain itu juga menyampaikan pentingnya pemimpin Banjarnegara dikelilingi oleh orang-orang yang juga punya integritas. Anak muda juga harus ikut berkontestasi di pemilu serta pilkada.
“Acara ini selain kita bertukar ide dan gagasan juga sebagai ajang silaturahim sesama kawan-kawan aktifis pergerakan di Banjarnegara” terang Setyo Bangun.
Setyo Bangun menambahkan, Maju dan tidaknya Banjarnegaa sangat ditentukan oleh kualitas pemimpinnya. Banjarnegara sangat membutuhkan pimimpin yang dapat mentransformasi Banjarnegara menjadi lebih baik dari sisi SDM, Ekonomi, Sosial, Politik dan Birokrasi.
“Pemimpin Banjarnegara harus tau permasalahan yang ada dan kemudian menyiapkan visi, narasi dan program untuk mengatasi permasalahan yang ada,” katanya.
Imam Prasodjo Imam Prasodjo salah satu narasumber diskusi publik mengatakan, Banjarnegara harus dipimpin oleh pemimpin yang bisa mengkolaborasikan semua potensi dan elemen serta bisa menemukan greget atau motivasi untuk bergerak bersama mentransformasi Banjarnegara.
“Syarat pemimpin transformatif yang wajib adalah punya integritas dan kapasitas dengan melihat rekam jejak serta komitmen pada kerja-kerja kolaborasi di masyarakat” katanya.
Satriyo Yudhiarto tokoh Banjarnegara selaku narasumber menyampaikan tantangan krusial di Banjarnegara antara lain IPM (Indeks Pembangunan Manusia ) masih dibawah rata-rata Jawa Tengah dan Nasional. Angka kemiskinan juga masih tinggi.
Selain itu, Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pertumbuhan ekonomi masih rendah. Pendapatan perkapita masyarakat juga relatif kecil jika dibandingkan pendapatan perkapita nasional. Angka kesenjangan pendapatan masyarakat masih cukup tinggi.
“Kinerja pemerintahan belum optimal serta rasio kemandirian keuangan masih rendah. Kedepan Banjarnegara butuh pemimpin yang bisa mendatangkan investor agar banyak tercipta lapangan kerja, daya beli masyarakat naik sehingga ekonomi akan tumbuh dengan baik yang akan berimbas pada pendapatan pemerintah juga naik,”jeasnya.
Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc. selaku Ketua Umum Ikabarata (Ikatan Keluarga Banjarnegara se- Nusantara) menyampaikan pentingnya peran pendidikan baik formal ataupun non formal untuk meningkatan IPM di Banjarnegara.
“Selain itu juga harus menyiapkan generasi muda Banjarnegara agar memiliki daya saing dan daya adaptasi yang baik diera industri 4.0 dengan pesatnya era digital,” terangnya.
Ahmad Sabiq, S.Sos., M.A. Dosen Ilmu Politik UNSOED dan Pengamat Politik selaku narasumber menambahkan, Gerakan-gerakan politik di Masyarakat khususnya generasi muda Banjarnegara harus diperkuat agar punya posisi tawar dalam melahirkan pemimpin yang punya integritas dan kapasita sebagai prasyarat menjadi pemimpin yang transformatif.
“Kepemimpinan Transformatif dapat terbentuk jika kontrol sosial di masyarakat kuat dan peran aktif masyarakat sebagai rahim lahirnya pemimpin,” terangnya.
(*)
Tinggalkan Balasan