Perjuangan Septina Ika di Sekolah Terpencil, Beli Hingga Mengemudi Mobil Antar Jemput Siswa
![]() |
Septina Ika Kadarsih, M.Pd saat mengemudi mobil antar jemput siswa. |
Laporan: Muhamad Nuraeni
UNGARAN | HARIAN7.COM – Septina Ika Kadarsih, M.Pd., membeli mobil Suzuki Carry keluaran 1988 yang difungsikan sebagai mobil antar jemput siswa.
Hal itu dilakukan semata demi untuk berkembangnya SD Negeri Sugihan 3 Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang.
Awal dia menjabat sebagai kepala sekolah ditempat ini, Ika mengaku sangat prihatin melihat kondisi sekolah yang kekurangan murid serta minim fasilitas.
Berlahan berbagai cara dilakukan oleh Ika agar kebelangsungan SD Negeri Sugihan 3 terus ada dan berkembang.
Ika pun dengan sabar, terutama saat mencari murid baru, mengingat lokasi sekolahan berada di tengah persawahan dan terpencil dari permukiman warga.
Faktor itu menjadikan sekolah tersebut kekurangan murid setiap tahunnya, karena orangtua memilih menyekolahkan anaknya di sekolah yang mudah aksesnya.
Sulitnya akses jalan, Ibu dua anak ini menggagas untuk menyediakan fasilitas mobil antar jemput siswa. Besar harapan agar siwa baru di sekolahan tersebut terus bertambah.
Kepada harian7.com, Senin (11/9/2023) Ika mengaku jika mobil antar jemput siswa itu ia beli menggunakan uang pribadi dari hasil penjualan sepeda motor anaknya.
“Belinya hasil penjualan motor anak saya, sudah sekitar setahun lalu, Rp 15 juta, kemudian dimodifikasi sebagai mobil antar jemput siswa. Tapi memang seringnya untuk mengantar siswa pulang, diantar sampai ke rumah masing-masing,” kata Septina.
Menurut Septina, seluruh siswa menggunakan jasa mobil tersebut setiap harinya. Total 25 siswa diantar dalam dua rombongan.
“Diantar dari yang paling dekat, di sekitar sekolah sampi siswa yang rumahnya di wilayah Candi Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Siswa disini memang banyak juga yang dari Boyolali,” paparnya.
Septina mengungkapkan, jika siswa berjalan kaki ada yang menempuh perjalanan sejauh tiga kilometer melalui perkebunan.
“Kasihan juga kalau terlalu jauh, selain capai saat berjalan juga bisa terlambat. Kalau dengan mobil ini mereka jadi lebih cepat,” jelasnya.
Setiap hari, siswa yang menggunakan jasa mobil antar jemput harus membayar Rp 2.000.
“Istilahnya hanya untuk ganti bensin. Alhamdulillah orangtua juga tidak keberatan, karena selain anak lebih cepat sampai rumah, mereka juga merasa aman dan nyaman karena didampingi guru,” kata Septina.
Septina menuturkan, terkadang dirinya yang menyetir sendiri mobil tersebut saat mengantar siswa. Hal ini karena keterbatasan tenaga khusus untuk menyetir mobil tersebut.
“Jadi di sekolah ini ada 10 tenaga pendidik, terdiri dari 9 perempuan dan satu laki-laki. Kalau yang laki-laki pas ada halangan, ya saya sopir sendiri ke rumah siswa, bagi-bagi tugas,” paparnya.
Seorang siswa kelas IV, Yusuf Eka Saputra mengaku senang dengan adanya mobil antat jemput tersebut.
“Jadi tidak terlambat, kalau dulu berangkat sekolah pukul 06.00 WIB jalan kaki dari rumah di Candi,” jelasnya.
“Senang juga di mobil bersama teman-teman, bisa barengan tidak sendiri-sendiri,” kata Putra, panggilannya.
Kepala Korwilcambiddik Kecamatan Tengaran, Eko Lesmono, M.Pd, mengatakan dari 33 SD di wilayahnya, 12 sekolah di antaranya menerapkan pola antar jemput siswa.
“Ada yang kerja sama dengan pihak ketiga dan juga beli mobil sendiri,” paparnya.
“Selain faktor wilayah dan geografis, dengan adanya mobil ini bisa memberikan kenyamanan dan keamanan untuk siswa. Apalagi saat ini banyak orangtua yang karena kesibukannya, tidak bisa antar jemput anak,” jelas Eko.(*)
Tinggalkan Balasan