HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

KLH Targetkan Jabodetabek Jadi Wilayah Pertama Gunakan BBM Rendah Sulfur

JAKARTA | HARIAN7.COM – Pemerintah bergerak lebih agresif dalam mengatasi polusi udara di wilayah perkotaan. Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menargetkan kawasan Jabodetabek sebagai wilayah pertama yang akan menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) rendah sulfur, sebelum diterapkan secara bertahap ke wilayah lain di Indonesia.

Dalam kunjungan kerjanya ke kilang minyak PT Pertamina di Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menegaskan permintaan kepada Pertamina untuk segera meningkatkan kualitas BBM yang didistribusikan, agar sesuai standar Euro 4. Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk mengurangi emisi dan memperbaiki kualitas udara di kota-kota besar.

Baca Juga:  Polres Salatiga Panen Jagung Tahap Pertama Dukung Program Ketahanan Pangan Nasional

“Secara skenario bahwa Jakarta dulu, Jabodetabek dulu, yang kita mintakan memenuhi rendah sulfur, nanti kabupaten lain bisa mengikuti secara bertahap sesuai dengan skenario Pertamina,” kata Hanif pada Jumat (13/6/2025).

Menteri Hanif menekankan bahwa tidak ada lagi ruang untuk menunda. Menurutnya, beban biaya sosial dan ekonomi akibat dampak penyakit dari buruknya kualitas udara sudah terlalu besar untuk diabaikan.

“Untuk Jakarta sepertinya tidak boleh ditunda-tunda lagi. Cukup besar biaya yang harus kita keluarkan untuk menangani dampak dari penyakit yang ditimbulkan karena kualitas udara yang tidak baik,” tegasnya.

Baca Juga:  Gunung Merapi Kembali Aktif, Guguran Lava Capai 2 Kilometer

Dalam mendukung transisi ini, KLH telah melakukan koordinasi intensif dengan sejumlah kementerian dan lembaga strategis, di antaranya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Perindustrian (Kemenperin), dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Koordinasi teknis juga dilakukan bersama PT Kilang Pertamina Internasional dan holding PT Pertamina.

Langkah taktis lain yang sedang berjalan adalah kerja sama pengawasan kawasan industri di wilayah ibu kota bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Polusi udara dari sektor industri masih menjadi salah satu sumber dominan pencemaran yang perlu ditangani secara menyeluruh.

Baca Juga:  Rapat Pleno Terbuka Rekapitulasi, Pasangan Ngesti-Nur Arifah Unggul Telak

“Jadi secara umum itu kenapa kita ada di Indramayu untuk meyakinkan bahwa proses pengadaan suplai utama dari BBM ini perlu kita ingatkan bersama, ada hal-hal yang harus kita jaga,” ujar Menteri Hanif.

Transformasi menuju bahan bakar yang lebih bersih bukan sekadar janji, tapi telah memasuki tahap implementasi. Jika langkah ini berhasil, maka Jabodetabek bisa menjadi model pengendalian emisi dan transisi energi yang bisa direplikasi di kota-kota besar lain di Indonesia.(Yuanta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!