Pecah ! Ratusan Siswa Sekolah Dasar Di Sumowono Serempak Tarikan Prajuritan
Laporan: Fera Marita
UNGARAN | HARIAN7.COM – Ratusan anak Sekolah Dasar dari 28 sekolah SD/MI yang berada di wilayah Kecamatan Sumowono memadati alun-alun Sumowo pada Sabtu ( 17/8/24 ).
Mereka mengenakan busana laiknya seorang prajurit lengkap dengan tameng dan pedang. Tak kurang dari 300 siswa SD/MI menari tarian khas Kabupaten Semarang yaitu tari prajuritan seusai upacara detik-detik Proklamasi RI.
Tari prajuritan yang merupakan tarian khas Kabupaten Semarang ini memang telah menjadi warisan budaya tak benda sejak tahun 2018 silam. Tarian yang pertama kali di perkenalkan di Dusun Manggisan Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang ini merupakan jenis tari yang ditarikan secara berkelompok minimal 10 orang. Namun Korwilcam Bidang Pendidikan Kecamatan Sumowono berhasil mengajak ratusan siswa dan Guru Sekolah Dasar di Sumowono untuk menarikannya secara kolosal.
Dengan mengenakan busana beraneka warna sesuai dengan sekolahnya masing-masing, siswa yang rata-rata duduk di bangku kelas 4 dan 5 SD/MI ini begitu piawai menarikan gerakan demi gerakan tari prajuritan yang energik, dinamis dan gagah perkasa layaknya seorang prajurit perang.
Dikutip dari laman resmi kemendikbud, embrio tari prajuritan sendiri diperkirakan mulai muncul pada abad XVIII dimana para pemuda Getasan yang sering melihat prajurit Pangeran Sambernyawa yang kebetulan mendirikan barak di sana sering berlatih gerakan-gerakan perang.
Kemudian anak anak muda sekitar Getasan mencoba menirukan gerak prajurit prajurit tersebut sembari bekerja di kebun tembakau sehingga gerakan yang mereka tirukan disesuaikan dengan posisi mereka bekerja dikebun. Seiring dengan perkembangan jaman, tari prajuritan pun mulai mengalami perubahan koreografi hingga seperti sekarang ini.
Di Sumowono sendiri tari kolosal prajuritan yang melibatkan siswa siswi SD/MI mulai di adakan sejak tahun 2022 silam.
“Ini merupakan kali ketiga kami mengadakan tari kolosal prajuritan di lingkup Kecamatan Sumowono,” papar Sarjono, Ketua Korwilcam Bidang Pendidikan Kecamatan Sumowono.
Sarjono menambahkan bahwa pihaknya sengaja menghidupkan kembali pentas tari prajuritan secara masal bagi anak-anak Sekolah Dasar karena rasa prihatin akibat kegiatan ekstrakurikuler di sekolah mulai padam pada saat tidak ada tempat untuk tampil.
“Berangkat dari rasa prihatin dan ingin melestarikan budaya Kab. Semarang, kami berinisiasi untuk bisa menampilkan kembali tari kolosal prajuritan yang dulu pernah ada,” ungkap Sarjono.
Dipimpin oleh 2 orang Guru yang bertindak sebagai manggala yudha lengkap dengan kuda lumping yang gagah perkasa, para pelajar di wilayah Sumowono ini tidak hanya berhasil memukau ribuan pengunjung yang madati alun-alun Sumowono tetapi juga berhasil melestarikan warisan budaya tak benda yang merupakan tarian khas Kabupaten Semarang.(*)
Tinggalkan Balasan