HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Sidang Memanas! Sengketa Tanah Masjid Ketithang Nyaris Buntu, Berakhir Dramatis dengan Pencabutan Gugatan

Penulis: Ratmaningsih

TEMANGGUNG | HARIAN7.COM – Ketegangan tak terhindarkan di ruang sidang Pengadilan Agama Temanggung, Kamis (27/11/2025). Sengketa dua bidang tanah yang di atasnya berdiri masjid di Desa Ketithang, Kecamatan Jumo, memaksa sembilan warga termasuk Kepala Desa Ketithang, Gerry Setyawan, duduk sebagai tergugat menghadapi gugatan Supartiyah, warga setempat.

Sidang berjalan panas sejak awal. Supartiyah bersikukuh merasa memiliki tanah dan menuntut haknya secara hukum. Para tergugat, termasuk pengurus masjid, tampak tenang namun tegas, didampingi kuasa hukum. “Sebelum dilaporkan ke pengadilan, sudah beberapa kali ada upaya masyarakat dan Bu Supartiyah untuk bermusyawarah yang dihadiri pihak desa, Pengurus masjid, BPN maupun Polres, Polsek tapi beliau tidak menghadiri,” ujar Gerry.

Baca Juga:  Hotman Paris: Kalau Berani Gugat, Ridwan Kamil Harus Siap Tes DNA

Sumber warga menyebutkan bahwa muncul kekhawatiran tanah beserta masjid akan dialihkan menjadi aset pribadi oleh Supartiyah. Itulah sebabnya, sejak proses hukum dimulai dua bulan lalu, masyarakat bahu-membahu mempertahankan fasilitas ibadah tersebut.

Baca Juga:  Truk Tangki Terbakar di Tol Japek, Kemacetan Capai 2 Kilometer

Ratusan warga memadati area pengadilan untuk mengawal sidang. Suasana sempat memanas saat mediasi berlangsung. Prinsipal bersikeras pada pendiriannya, membuat jalannya mediasi terasa menegangkan dan alot.

Namun drama memuncak ketika Supartiyah akhirnya luluh, di depan majelis hakim dan publik yang menahan napas, dirinya resmi mencabut gugatan. Riuh napas lega terdengar dari barisan warga.

Baca Juga:  Dirjen IDP HAM Sambangi Rutan Salatiga, Warga Binaan Dapat Suntikan Semangat Langsung

Perdamaian pun disepakati antara kedua belah pihak.Gerry berharap tak ada lagi gesekan yang memecah masyarakat.

“Harapannya ke depan setelah tersepakati perdamaian tidak akan ada permusuhan antara keduanya,” ujarnya, sambil menghimbau warga menjaga kondusivitas desa.

Ketegangan mereda. Namun kisah sengketa masjid Ketithang akan lama diingat sebagai babak dramatis tentang mempertahankan tanah ibadah dan harga diri warga.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!