Generasi Terancam Stunting, Fatayat NU Salatiga Galang Gerakan Anti Nikah Dini
Laporan: Muhamad Nuraeni
SALATIGA | HARIAN7.COM — Puluhan kader Fatayat NU Kota Salatiga menggelar aksi simpatik di Alun-Alun Pancasila, Minggu (31/8). Dengan membagikan selebaran, edukasi, hingga ajakan tanda tangan dukungan, mereka menyuarakan keprihatinan atas maraknya praktik pernikahan anak. Fenomena ini disebut menjadi salah satu akar masalah meningkatnya kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan stunting di kota itu.
Ketua PC Fatayat NU Salatiga, Arna Asna Annisa, MSI, menyebutkan bahwa tren terbaru menunjukkan kondisi yang mengkhawatirkan.
“Per Juli 2025 tercatat 54 kasus KDRT, dengan 34 kasus pada anak dan 20 pada perempuan. Mayoritas dialami pasangan usia muda. Angka stunting juga naik. Maka literasi pernikahan dan pencegahan nikah usia anak adalah gerakan bersama,” tegasnya.
Fatayat NU tetap mengapresiasi langkah pemerintah kota dalam penanganan stunting, namun menekankan pentingnya pencegahan sejak hulu.
“Kalau generasi muda menikah dengan kesiapan mental, wawasan, dan pola pikir matang, insyaAllah KDRT bisa ditekan, stunting berkurang, dan kualitas keluarga meningkat. Ini jalan menuju Indonesia Emas 2045,” tambah Arna.
Aksi di pusat kota itu bukan sekadar kegiatan seremonial. Menurut Arna, kegiatan ini merupakan rangkaian menuju pelantikan Pengurus PC Fatayat NU Kota Salatiga periode 2025–2030 pada 5 September mendatang.
“Ini langkah awal, bukan agenda insidental. Ke depan Fatayat NU Salatiga akan terus bergerak dengan program strategis,” pungkasnya.
Dukungan juga datang dari masyarakat. Lina (28), warga Blotongan, yang ikut membubuhkan tanda tangan di spanduk, mengaku tergerak.
“Saya punya adik remaja, jadi merasa penting ikut mendukung gerakan ini. Kadang orang tua masih anggap wajar menikahkan anak muda, padahal risikonya besar. Semoga lewat gerakan ini masyarakat lebih sadar,” ujarnya.
Tinggalkan Balasan