Dari Sampah Jadi Berkah, Warga Sumber Agung IV Kembangkan Maggot untuk Pangan dan Lingkungan
Editor: Muhamad Nuraeni
MAGELANG | HARIAN7.COM – Siapa sangka, tumpukan sampah dapur yang biasanya identik dengan bau menyengat justru bisa menjadi sumber rezeki. Warga Desa Sumber Agung IV RT 28 RW 10, Kelurahan Secang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, berhasil membuktikan bahwa limbah rumah tangga bisa diolah menjadi berkah.
Melalui program Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) Universitas Sebelas Maret (UNS), masyarakat setempat kini mempraktikkan konsep ekonomi hijau dengan cara membudidayakan maggot dari sampah organik. Maggot tersebut kemudian dijadikan pakan alternatif untuk ikan lele dan ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan).
Tak berhenti di situ, warga juga memperoleh dukungan dari Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Secang berupa bantuan 40 ekor ayam KUB. Bahkan air kolam lele pun dimanfaatkan kembali untuk menyuburkan tanaman, menciptakan sistem pertanian terpadu yang ramah lingkungan.
Ketua PKK RT 28, Riska Nurrina Siti Khotijah, menyebut metode ini membawa banyak manfaat nyata bagi keluarga.
“Biasanya sampah dapur hanya dibuang begitu saja. Sekarang bisa diproses untuk budidaya maggot, dan hasilnya dipakai sebagai pakan lele maupun ayam KUB. Air kolam lele pun bisa menyuburkan tanaman. Dari sini kami memperoleh sumber protein untuk keluarga, mendukung pencegahan stunting, sekaligus mendapat tambahan penghasilan dari penjualan lele dan ayam,” ujarnya.
Program ini juga mendapat perhatian dari Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS, Prof. Dr. Izza Mafruhah, S.E., M.Si. Menurutnya, langkah sederhana ini menjadi bukti nyata bagaimana masyarakat desa mampu berinovasi untuk menuju kemandirian pangan.
“Inisiatif ini menunjukkan bahwa dengan langkah sederhana namun berdampak besar, warga desa dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan,” ungkapnya.
Dengan semangat gotong royong dan inovasi, warga Sumber Agung IV membuktikan bahwa sampah tak melulu jadi masalah. Justru dari sisa dapur, tumbuh peluang baru menuju desa yang mandiri, sehat, dan sejahtera.(Ben)
Tinggalkan Balasan