Drama ‘Bidaah’ Bikin Geger! Walid dan Ajaran Sesatnya Disorot, Netizen: “Kok Kayak Pernah Dengar Ya?”
HIBURAN | HARIAN7.COM – Satu lagi tontonan dari Negeri Jiran yang bikin geger dunia maya Indonesia. Drama Malaysia bertajuk Bidaah atau versi internasionalnya Broken Heaven, sukses menyulut diskusi panas lintas negara. Bukan soal akting atau kisah cinta—melainkan tokoh fiktif Walid Muhammad, sang pemimpin sekte Jihad Ummah, yang sukses bikin penonton gregetan dan merinding.
Sosok Walid digambarkan manipulatif, berselimut jubah religius tapi bernafsu duniawi. Dalam alur cerita, ia menggunakan dalih agama untuk menikahi perempuan-perempuan muda dengan modus pernikahan batin dan iming-iming tiket VIP ke surga. Hiii…!
Beberapa adegan pun dianggap terlalu “dekat” dengan kenyataan. Warganet langsung heboh dan berspekulasi: “Ini fiksi atau sindiran buat kejadian di sekitar kita, nih?”
Psikolog Buka Suara: “Hati-hati dengan Topeng Religius!”
Menanggapi fenomena ini, psikolog klinis Anastasia Sari Dewi angkat bicara. Menurutnya, para pelaku manipulasi memang sering menggunakan pendekatan agama untuk menjerat korban.
“Biasanya pelaku akan menggunakan atribut-atribut tertentu agar terlihat lebih religius, lebih ‘suci’ dari orang biasa. Ini menciptakan kesan seolah-olah mereka orang spesial atau utusan kebenaran,” jelas Anastasia.
Padahal, lanjutnya, itu semua bisa jadi sekadar peran untuk membuat korban percaya dan takluk.
“Ini sudah masuk ke perilaku manipulatif. Tujuannya jelas: keuntungan pribadi,” tegasnya.
Tips Anti-Terkecoh: Jangan Telan Mentah-Mentah!
Agar tak jadi korban seperti para tokoh dalam Bidaah, Anastasia mengingatkan pentingnya literasi dan berpikir kritis.
“Jangan hanya belajar agama dari satu sumber. Jangan takut berdiskusi dengan orang terdekat dan terbuka terhadap masukan,” sarannya.
Bidaah mungkin cuma drama, tapi pesannya dalam: jangan mudah terkecoh oleh penampilan luar. Apalagi kalau sudah bawa-bawa surga dan akhirat, tapi ujung-ujungnya cuma modus belaka.
Nah lho, kamu tim yang nonton karena penasaran… atau karena relate?
Tinggalkan Balasan