HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Tanggul Jebol, Warga Grobogan Bertahan di Pengungsian

GROBOGAN | HARIAN7.COM – Banjir besar akibat jebolnya tanggul Sungai Tuntang dan Sungai Klitih membuat ratusan warga Grobogan harus mengungsi. Hingga hari kedua, Senin (10/3/2025), mereka masih bertahan di tempat-tempat pengungsian yang disediakan pemerintah dan relawan.

Baca Juga:  Komitmen Berantas Pekat Jenis Judi , Ketua DPRD Kab Semarang Apresiasi Satreskrim Polres Semarang

Di antara mereka, ada Sriyatun (62), warga Desa Ringinkidul, Kecamatan Gubug, yang harus dievakuasi dalam kondisi lemah. Dengan riwayat penyakit jantung dan asam urat, ia tak bisa bergerak bebas saat air tiba-tiba menerjang rumahnya.

Baca Juga:  GOSYEN RUN SALATIGA 10K Siap Gegerkan Kota, Front One Gosyen Hotel Gaspol Sambut Anniversary

“Anak saya teriak kalau tanggul sudah longsor, tapi belum sempat siap-siap, air langsung naik sampai dada! Saya panik, beras juga kena. Untung ada relawan yang menandu saya ke pengungsian,” ujarnya haru.

Kini, ia merasa lebih tenang berada di pengungsian GKJ Tempurung Ringinkidul. Tak hanya mendapat tempat aman, Sriyatun juga menerima makanan dan obat-obatan.

Baca Juga:  Teror Rumah Pengacara Berujung Damai, Pelaku Ternyata Anak Tetangga

Mustain, korban lainnya, juga bernasib serupa. Dengan kondisi kaki patah akibat kecelakaan kerja, ia harus dievakuasi menggunakan perahu. Meski begitu, ia bersyukur karena mendapat perawatan dan kebutuhan sehari-hari terpenuhi.

“Makan cukup, obat juga ada. Semoga banjirnya cepat surut,” ucapnya penuh harap.

Baca Juga:  Duh.. Selain Mangkrak, Embung di Desa Sirkandi Kini Beralih Fungsi Menjadi Arena Bermain Anak

Evakuasi dan Bantuan Terus Berdatangan

Kepala Desa Ringinkidul, Muhammad Sodig, memastikan seluruh warganya yang terdampak banjir mendapat layanan terbaik. Berbagai pihak mulai dari BPBD, Tagana, hingga tim kesehatan dari puskesmas turun langsung memberikan pertolongan.

Baca Juga:  IPARI Kabupaten Semarang Gelar Gerakan PELITA 1 di Regunung Tengaran: Dari Tempat Ibadah, Cahaya Kerukunan Itu Menyala

“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa. BPBD sudah hadir sejak sore kemarin, bahkan dokter dari Polda juga ikut membantu,” jelasnya.

Kabar baiknya, debit air mulai menurun. Jika sebelumnya mencapai 80 cm, kini berkurang menjadi 30 cm.

Baca Juga:  KPK Periksa 29 Saksi Kasus Korupsi Gedung Rp151 Miliar di Lamongan

Sementara itu, BPBD Jateng mencatat sebanyak 357 jiwa mengungsi di beberapa titik, yakni:

GKJ Tempurung – 77 jiwa

Masjid Baitul Makmur Ringinkidul – 150 jiwa

Tanggul Sungai Tuntang – 100 jiwa

Balai Desa Baturagung – 30 jiwa

Dapur umum pun telah didirikan di Musala Desa Ringinkidul, GKJ Tempurung, dan Balai Desa Baturagung. Makanan disiapkan, baik untuk warga yang berpuasa maupun yang tidak.

Baca Juga:  100 Manula di Desa Lengkong Laksanakan Suntik Vaksin Tahap Satu

Muhammad Chomsul, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Jateng, menegaskan bahwa bantuan akan terus dikawal. Jika ada kekurangan, koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinsos, Dinkes, CSR, dan BNPB, akan dilakukan.

“Kami pastikan tidak ada warga yang kekurangan makanan atau kebutuhan pokok, apalagi di bulan Ramadan ini,” tegasnya.

Baca Juga:  Tragis! Mahasiswi IPWIJA Tewas Tertimpa Batu Saat Panjat Tebing di Gunung Putr

Tanggul Jebol, Perbaikan Masih Terkendala

Terkait perbaikan tanggul yang jebol, BPBD menyerahkan penanganannya kepada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS). Sayangnya, upaya perbaikan masih terhambat derasnya arus air di lokasi jebolnya tanggul di Desa Baturagung.

Baca Juga:  Lembaran Baru di Hari Raya: 47 Narapidana di Rutan Salatiga Terima Remisi Idul Fitri

Di sisi lain, Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi mengaku terus memantau kondisi banjir ini. Ia bahkan dijadwalkan akan meninjau langsung lokasi bencana pada Selasa (11/3/2025).

“Kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum terkait normalisasi sungai dan perbaikan tanggul,” ujar mantan Kapolda Jateng itu.

Baca Juga:  Sambang Kamtibmas: Kolaborasi Bhabinkamtibmas dan Tokoh Masyarakat di Mangunsari untuk Salatiga Harmonis

Saat ini, harapan terbesar warga Grobogan adalah air cepat surut dan kehidupan kembali normal. Namun, sampai saat itu tiba, mereka hanya bisa bertahan dan berharap bantuan terus mengalir.(Sam)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!