Kasus Suap Tiga Hakim PN Surabaya, Kejagung Dalami Peran Sosok Misterius “R”
SURABAYA | HARIAN7.COM – Kejaksaan Agung (Kejagung) terus mendalami peran seorang yang disebut “R” dalam kasus dugaan suap tiga hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya terkait vonis bebas Ronald Tannur. Sosok misterius ini diduga membantu pengacara Ronald Tannur, Lisa Rachmat, dalam memilih majelis hakim untuk menangani perkara tersebut. Lisa diketahui mengenal “R” melalui mantan pejabat Mahkamah Agung (MA), Zarof Ricar.
Menurut Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Harli Suyanto, penyidik akan menggali apakah ada pengaruh atau peran tertentu yang dimainkan “R” dalam penentuan majelis hakim ini. Harli menyebut kemungkinan pemanggilan dan pemeriksaan terhadap “R” masih dalam pertimbangan sesuai kebutuhan penyidikan.
“Kalau dilihat dari rilis itu, berarti ada kemungkinan LR (Lisa Rachmat) menyampaikan kepada ZR (Zarof Ricar) agar dihubungkan dengan PN Surabaya, mungkin untuk memilih majelis hakim. Apakah ada peran khusus dari ‘R’ atau tidak, itu yang akan kami dalami lebih lanjut,” jelas Harli pada Rabu (6/11/2024).
Di tempat terpisah, Humas Pengadilan Tinggi Surabaya, Bambang Kustopo, menyatakan tidak bisa berspekulasi mengenai identitas “R”. Bambang mempersilakan Kejagung menyelidiki siapa sosok tersebut, dan memastikan pihaknya tidak akan melakukan intervensi dalam proses penyelidikan.
“Kalau pemeriksaan memang diperlukan, kami tidak akan menghalangi, tidak ada niatan memberikan saran atau arahan apapun. Itu semua wewenang Kejaksaan Agung untuk membuktikan,” tegas Bambang.
Bambang juga mengklarifikasi bahwa selama ini tidak ada pihak yang berwenang menunjuk majelis hakim tertentu untuk menangani kasus di PN Surabaya. Penunjukan majelis hakim secara teknis dilakukan oleh Ketua PN yang bertugas pada waktu tertentu dan dilakukan secara acak, tanpa ada pengaturan khusus.
Pada kasus Ronald Tannur, yang divonis bebas dalam kasus pembunuhan, majelis hakim yang menangani ditunjuk saat Ketua PN Surabaya dijabat oleh Rudi Suparmono. Kini, jabatan Ketua PN Surabaya telah berpindah kepada Dadi Rachmadi setelah Rudi mengakhiri masa jabatannya pada 17 Maret 2024.
“Ketua PN yang sebelumnya yang menetapkan majelis hakim dalam kasus Ronald Tannur. Ketua saat ini hanya bertanggung jawab atas putusan,” tambah Bambang.(Woi)
Tinggalkan Balasan