OJK Nilai Aset Perbankan di Jateng Tumbuh 4,05 Persen di Tahun 2023
![]() |
Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah Sumarjono |
SEMARANG | HARIAN7.COM – Kantor OJK Provinsi Jawa Tengah menilai kinerja Industri Jasa Keuangan di Jawa Tengah sampai November 2023 dalam kondisi stabil, dengan kinerja yang tumbuh positif, likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga di tengah dinamika kondisi ekonomi global.
Kepala OJK Provinsi Jawa Tengah, Sumarjono mengatakan, Kondisi perekonomian Jawa Tengah yang cukup baik tersebut tidak terlepas dari stabilitas Industri Jasa Keuangan di Jawa Tengah. Hal tersebut terlihat dari indikator penyaluran pembiayaan dan kondisi likuiditas pada Industri Jasa Keuangan yang tumbuh positif.
“Kinerja Perbankan di Jawa Tengah pada November 2023 secara umum terjaga dengan baik dan mengalami peningkatan dibandingkan 2022. Aset Perbankan di Jawa Tengah mencapai Rp513,16 triliun atau tumbuh sebesar 4,05 persen yoy,” ujarnya, kepada media, Selasa (16/1/2024).
Menurutnya, Dari sisi penghimpunan dana, dana pihak ketiga (DPK) perbankan di Jawa Tengah mencapai Rp398,64 triliun atau tumbuh sebesar 4,15 persen yoy. Sementara itu, penyaluran kredit di Jawa Tengah mencapai sebesar Rp367,68 triliun atau tumbuh sebesar 6,59 persen yoy.
“Fungsi intermediasi berjalan dengan baik, tercermin dari rasio Loan to Deposit (LDR) yang mencapai 92,23 persen tercatat pada November 2023, share penyaluran kredit kepada UMKM mencapai 49,19 persen dan tumbuh sebesar 7,17 persen yoy. Share angka penyaluran kredit tersebut telah melampaui target yang ditetapkan oleh pemerintah agar kredit kepada UMKM dapat mencapai setidaknya 30 persen pada 2024,” jelasnya.
Dia menuturkan, Pada sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), jumlah penyelenggara fintech peer to peer lending berizin OJK hingga Oktober 2023 yaitu sebanyak 101 penyelenggara yang terdiri dari 95 penyelenggara dengan sistem konvensional dan 7 penyelenggara dengan sistem syariah. Kinerja fintech peer to peer (P2P) Lending pada Oktober 2023 di Jawa Tengah tercatat tumbuh positif.
“Outstanding pinjaman mencapai Rp4,39 triliun dan meningkat sebesar 17,56 persen yoy. Pertumbuhan tersebut diikuti dengan risiko kredit yang masih terjaga, hal tersebut ditunjukkan oleh rasio Tingkat Wan Prestasi (TWP 90) sebesar 2,81 persen,” lanjutnya.
Dia menambahkan, Perusahaan pembiayaan mengalami pertumbuhan penyaluran positif sebesar 6,15 persen yoy setelah terkontraksi selama 2022 dan NPF gross sebesar 2,13 persen membaik dibanding September 2023 sebesar 2,30 persen. Sementara itu di September 2023, pembiayaan perusahaan modal ventura mengalami kontraksi sebesar -17,21 persen yoy, dengan nilai pembiayaan sebesar Rp1,16 triliun.
“Pasar Modal di Jawa Tengah didominasi oleh investor individu dengan jumlah SID Saham yang meningkat sebesar 19,07 persen yoy atau mencapai 607.295 investor pada November 2023, SID Reksadana meningkat 17,94 persen yoy atau mencapai 1.333.291 investor, selain itu SID SBN tumbuh 23,11 persen atau mencapai 80.651 investor,” pungkasnya. (ndi)
Tinggalkan Balasan