PPKM Darurat, DPC Ferari Kabupaten Semarang dan GABSI Menggelar Aksi Keprihatinan Dengan Bagi Paket Sembako
![]() |
Istimewa. |
Laporan : Arie Budi | Kontributor Ungaran
UNGARAN,harian7.com – Sebagai langkah membantu masyarakat saat PPKM darurat dan sekaligus ungkapan keprihatian di masa pandemi ini, DPC Ferari Kabupaten Semarang dan Organisasi Gabungan Aksi Bersama Seluruh Indonesia (GABSI) menggelar aksi bakti sosial, di Bandungan dan Ungaran, Senin(9/8/2021).
Adapun dalam aksi tersebut, membagikan paket sembako kepada warga kurang mampu dan sejumlah pengusaha, karyawan, pedagang dan pekerja pariwisata yang terpuruk akibat dampak penerapan PPKM Darurat. Seperti kita ketahui, kondisi warga saat ini sedang gawat darurat akibat tempat usaha ditutup.
Sehingga banyak pengangguran dan orang miskin baru akibat tidak memiliki pekerjaan karena PHK masal yang disebabkan perusahaan tempat kerja tutup bahkan bangkrut akibat tidak beroperasi.
Pada aksi bagi-bagi paket sembako tersebut digelar mulai dari Kecamatan Bandungan, Bergas dan Ungaran.
Pembagian paket sembako di berikan kepada pekerja wisata yang belum tersasar bantuan sembako dari pemerintah dan sejumlah warga miskin di Ungaran dan sekitarnya.
Ketua DPC Ferari Kabupaten Semarang, Yohanes Sugiwiyarno, SH mengatakan, dengan dilaksanakanya aksi sosial ini, kami berharap selain dapat meringankan beban ekonomi masyarakat juga bersinergi dengan pemerintah, juga dalam rangka turut mensukseskan program percepatan vaksinasi.
Sehingga wabah Covid-19 segera teratasi sehingga PPKM Darurat penanganan Covid 19 bisa dilonggarkan.
“Setelah melakukan aksi sosial, kami berjumlah 20 orang menuju ke Kantor Bupati Semarang. Namun karena dalam masa pencegahan Covid-19 dan menjalani protokol kesehatan, maka hanya lima orang perwakilan saja yang diperkenankan untuk aksi dialogis dengan Bupati Semarang, Ngesti Nugroho dan Wakil Bupati, Basari,”kata Yohanes.
Ditambahkan Ketua DPC Ferari Kabupaten Semarang, disela aksi ia juga menyerahkan copy album lagu, ” Aku Kudu Piye”, yang sengaja di ciptakannya untuk membantu dalam sosialiasi program penanganan Covid 19.
“Dalam album lagu tersebut juga berisi lagu-lagu yang menceritakan kondisi masyarakat saat ini dan lagu untuk penguatan rohani selama masyarakat di dera serangan ‘mahluk gaib’ Covid-19 ini.”
” Kami ikut dalam aksi ini, karena sebelumnya mereka (pedagang, petani, pekerja wisata) datang ke kantor kami untuk konsultasi upaya hukum terkait kebijakan pemerintah. Namun kami arahkan untuk melakukan kegiatan lebih humanis dan bersinergi dengan pemerintah dalam penanganan Covid, jadi seperti inilah kegiatanya,” tambahnya.
Turut serta dalam aksi tersebut, sejumlah pekerja wisata, pedagang, petani dan pemilik usaha warung makan, salon dan kos-kosan di Bandungan serta perwakilan dari pengusaha wisata dan tempat hiburan karaoke.
Adi Pratikno (35) warga Dusun Legowo, Desa Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang saat audiensi di hadapan Bupati Semarang menyampaikan, kami petani sayur juga merasa terdampak. Sebab masyarakat jarang yang belanja, apalagi pasar ditutup.
“Tak hanya pasar ditutup, bahkan kegiatan masyarakat tidak ada membuat pembeli berkurang. kami meminta agar Pak Bupati membuat kebijakan agar PPKM dilonggarkan sehingga, kami masyarakat kecil bisa sedikit bernafas,” ucap Adi
Senada disampaikan oleh pengusaha kos, pedagang makanan, serta pengusaha salon di Bandungan. Mereka mengungkapkan kepada Bupati, bahwa penutupan tempat wisata dan hiburan di Bandungan berdampak sangat luas.
“Tidak hanya pengusaha wisata dan tempat hiburan dan karyawannya saja. Usaha lain yang bergantung dari kunjungan wisata dan tempat hiburan serta usaha resto, oleh-oleh dan salon juga ikut kena dampak,”tuturnya.
Disampaikan juga oleh Ngatono (53) warga Desa Jetis, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, bahwasanya ia mengeluhkan kondisi saat ini.”Saya tidak ada penghasilan apapun, karena kos kosong. Kalaupun ada isinya mereka tidak mampu bayar. Lebih repot lagi, kami satu keluarga juga kena Covid. Mohon kepada pak Bupati agar PPKM dapat dilonggarkan. Kami tidak mampu lagi pak, karena tidak ada pendapatan, cicilan bank dan kebutuhan hidup cukup berat, ” keluh Ngatono.
Salah seorang pengusaha Karaoke Bandungan, Suko Tejo(42) warga Jetak, Desa Duren, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang juga menyampaikan bahwa penutupan tempat wisata dan tempat hiburan membuat banyak pengusaha yang tidak akan lama lagi gulung tikar. Pihaknya berharap ada solusi dari pemerintah.
” Kami manut pak, kami akan ikuti aturan tapi kami butuh solusi. Pekerja yang nganggur butuh pekerjaan tidak hanya sembako, perusahaan juga butuh hidup untuk bisa membayar bank karena banyak yang masih hutang di bank. Jika memang harus di perpanjang PPKMnya, kami mohon ada kelonggaran agar dapat operasional,” tegasnya.
Sementara itu Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha menyampaikan, pihaknya sangat prihatin dengan kondisi saat ini. Pihaknya sudah berupaya membuat kebijakan untuk membantu masyarakat terdampak Covid. Salah satunya menganggarkan untuk kegiatan kesenian, bantuan sosial bagi masyarakat. Selain itu ada kebijakan kelonggaran 25 persen untuk kegiatan perekonomian masyarakat.
“ Kami sudah membagian paket sembako dan juga menganggarkan bagi pekerja seni yang menggelar pentas virtual. Pasar juga sudah kita longgarkan harapannya kegiatan perekonomian terus berjalan. Memang untuk tempat wisata dan hiburan belum bisa di buka, coba nanti dari pak Presiden seperti apa keputusanya untuk wisata dan tempat hiburan,” kata Bupati Semarang.
Ngesti menyampaikan pihaknya bahkan siap mendapatkan punishmen jika kebijakan yang memihak masyarakat ini justru dianggap melanggar.
“ Semoga wabah ini segera hilang sehingga dapat normal kembali,” tambahnya.
Menambahkan, Wakil Bupati Semarang, Basari, bahwa pihaknya sangat berharap agar masyarakat mematuhi protocol kesehatan. Sebab selama ini pihaknya masih melihat banyak masyarakat yang abai terhadap protocol kesehatan.
“ Covid ini akan menurun jika kita disiplin dalam protocol kesehatan,” pungkasnya.(*)
Tinggalkan Balasan