HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Warga Dusun Winong Cilacap Desak BBWSO Segera Tangani Abrasi Muara Sungai Serayu

CILACAP, Harian7.com – Dua tahun terakhir, muara Sungai Serayu di Dusun Winong Desa Slarang Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah mengalami abrasi hingga 200 meter. Bahkan saat ini kondisinya sudah mengkhawatirkan, pasalnya abrasi terus berlangsung dan terus mengikis lahan milik PLTU Cilacap dan warga setempat. Untuk mencegah hilangnya lahan, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak untuk segera mengatasinya.

Akibat abrasi tersebut, bibir sungai yang berbatasan langsung dengan pantai sudah tergerus hingga menelan lahan milik PLTU Cilacap dan warga. Untuk mengurangi laju abrasi, warga setempat telah berupaya melakukan penanganan sementara secara swadaya dengan memasang pancang dari batang kayu dan karung berisi tanah.

Keluhan warga Dusun Winong Desa Slarang Kecamatan Kesugihan yang khawatir ancaman abrasi muara Sungai Serayu menggerus permukiman mendapat respon dari pihak terkait.

Baca Juga:  BP-KPK Cilacap Dibentuk Untuk Kawal Kebijakan Pemerintah Yang Pro Rakyat

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu-Opak bersama Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah Senin, (31/08/2020) meninjau langsung lokasi abrasi di muara Sungai Serayu yang telah berlangsung lama itu, tepatnya di Dusun Winong, Desa Slarang, Kecamatan Kesugihan, Cilacap.

Turut mendampingi Kabid PPT pada Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah, Kabid Sungai dan Pantai Dinas PSDA Cilacap, Camat Kesugihan dan Kades Slarang serta warga setempat.

PPK Sungai dan Pantai I BBWS Serayu-Opak, Sumarno mengatakan, setelah melihat langsung kondisi abrasi di Dusun Winong sesuai dengan keluhan warga selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan tahap perencanaan pada 2021 mendatang. Sedangkan pelaksanaan konstruksi direncanakan pada 2022.

“Ini fenomena alam ada abrasi disini. Kita perlu menyusun detail desain (detail enginering design-red) terlebih dahulu, nanti penanganannya seperti apa,” kata Sumarno, Senin (31/08/202).

Baca Juga:  Benda-benda Cagar Budaya Dipamerkan di Museum Pandanaran

Saat ini, menurutnya belum bisa memutuskan terkait penyebab terjadinya abrasi apakah karena faktor penambangan pasir atau karena break water PLTU Cilacap.

“Bisa banyak faktor, karena ini pertemuan sungai dan laut. Nanti tunggu hasil kajian tim tenaga ahli yang menganalisis,” ujarnya.
Terkait dengan kemungkinan upaya penanganan abrasi dipercepat, Sumarno tidak bisa menjanjikan, terlebih saat ini dalam masa pandemi banyak anggaran yang dialihkan untuk penanganan COVID-19.

Sementara, Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah, Samirun mengatakan, meski perencanaan baru akan dilaksanakan pada 2021 dan realisasi pelaksanaan pada 2022 mendatang, namun pihaknya akan terus mendorong pihak BBWS Serayu-Opak dan Dinas Pusdataru untuk melakukan percepatan penanganan abrasi muara Sungai Serayu di Dusun Winong Desa Slarang.

Baca Juga:  Menjelang Pemilu dan Pilpres 2019, Siskamling Harus Lebih Digalakkan

“Kita minta bisa dipercepat pelaksanaanya. Karena abrasi berlangsung sangat cepat, sejak 2018 sudah mengikis sekitar 700 meter. Kita akan kawal terus, agar bisa terealisasi. Saya juga mengapresiasi warga yang telah melakukan penanangan darurat,” kata Samirun.

Koordinator warga Dusun Winong, Riyanto mengatakan, warga berharap dengan sangat, kalau bisa jangan sampai realisasi penanganan abrasi di tahun 2022. Karena, upaya swadaya penanganan abrasi dari warga dengan konstruksi yang ada hanya bersifat sementara. Sedangkan sebagian lagi belum tertangani mengingat dana yang terkumpul dari warga masyarakat tidak mencukupi.

“Kita minta dengan sangat penanganan secepatnya. Mengingat percepatan abrasi kian hari kian parah. Dalam semalam saja bisa menggerus empat meter,” pungkasnya. (Rus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!