HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Gus Hana, Sang Gandrung Moderasi dari Kudus, Jejak Inovatif Penyuluh Agama Islam yang Menginspirasi Jawa Tengah

Laporan: Muhamad Nuraeni

SEMARANG | HARIAN7.COM – Di balik layar Final Seleksi Lomba Penyuluh Agama Islam (PAI) Award Tingkat Provinsi Jawa Tengah yang digelar secara daring pada 7–8 Mei 2025, terselip satu nama yang mencuri perhatian publik dan dewan juri: Mc. Mifrohul Hana. Pria yang akrab disapa Gus Hana, atau kerap juga disebut Gus Gandrung, tampil memikat dalam kategori Penguatan Moderasi Beragama—satu dari sembilan kategori yang dipertandingkan dalam ajang bergengsi ini.

Gus Hana, Penyuluh Agama Islam asal Kabupaten Kudus, melangkah pasti di antara 34 peserta dari berbagai kabupaten/kota di Jawa Tengah. Di kategorinya, ia bersaing bersama Ali Rindo (Jepara), Sapto Widodo (Kota Semarang), dan Eli Sutikno (Sukoharjo). Namun berkat dedikasi, inovasi, dan ketajaman berpikirnya, ia berhasil mengukir prestasi sebagai Juara 1 Penguatan Moderasi Beragama.

Baca Juga:  Heboh! Pria Paruh Baya Ditemukan Meninggal di Parit Samping Pasar Lanang Ambarawa

Apa yang membuat Gus Hana begitu istimewa? Jawabannya ada pada program unggulan yang digagasnya: Aplikasi Si Gandrung—singkatan dari Konsultasi Moderasi Beragama dan Resensi Buku Pejuang Agama. Platform digital ini bukan sekadar ruang diskusi daring, melainkan wadah edukasi yang menyuguhkan konten moderasi beragama dengan pendekatan literasi dan teknologi. Di dalamnya, Gus Hana membagikan gagasan dan pemikiran keagamaannya yang moderat dalam bentuk 18 buku karyanya sendiri. Sebuah angka yang mencengangkan untuk seorang penyuluh agama.

Baca Juga:  Tiga Tersangka Kasus Penolakan Pemakaman Jenasah Perawat RSUP Kariadi, Segera Disidangkan di PN Ungaran

Dari sekian banyak buku yang ia tulis, dua di antaranya mendapat perhatian khusus: buku tentang Moderasi Beragama dan Buku Pejuang Agama atau Tokoh Moderasi Beragama—yang mengulas Jejak Ulama Nusantara di Kudus. Buku ini menghidupkan kembali semangat perjuangan Kangjeng Sunan Kudus, sang tokoh legendaris yang dikenal dengan nilai teposeliro atau toleransinya yang tinggi.

“Yang paling penting adalah buku tentang Moderasi Beragama dan Buku Pejuang Agama atau Tokoh Moderasi Beragama (Buku Jejak Ulama Nusantara) di Kabupaten Kudus yang meneruskan Jejak Perjuangan Kangjeng Sunan Kudus dengan Teposelironya (Toleransi),” ungkap Gus Hana dalam salah satu sesi presentasinya yang menginspirasi.

Baca Juga:  Bersama Lawan Covid, Personil Gabungan Gencarkan Operasi Yustisi

Prestasi ini tak hanya menjadi kebanggaan bagi Kabupaten Kudus, tetapi juga mencerminkan wajah baru Jawa Tengah dalam membumikan nilai-nilai keberagamaan yang inklusif dan toleran.

Selamat dan sukses untuk Gus Hana atas capaian gemilang ini. Semoga langkahnya tak berhenti di level provinsi. Harapan pun menggema dari seluruh penjuru: Semoga Gus Hana bisa meraih Juara 1 Tingkat Nasional Tahun 2025 ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!