HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Delapan Desa di Jateng Jadi Percontohan Graduasi Kemiskinan

SEMARANG | HARIAN7.COM – Perubahan besar sedang terjadi di delapan desa di Jawa Tengah! Pemerintah pusat telah menetapkan desa-desa ini sebagai percontohan graduasi pengentasan kemiskinan, sebuah terobosan untuk mendorong masyarakat menjadi lebih mandiri tanpa ketergantungan pada bantuan sosial.

Baca Juga:  Semangat Bela Negara di Rutan Salatiga: Gelorakan Nasionalisme untuk Indonesia Maju

Adapun desa-desa yang terpilih dalam program ini adalah Pesodongan (Wonosobo), Gambuhan (Pemalang), Wlahar (Brebes), Kalisalak (Banyumas), Ngesrepbalong (Kendal), Kepuhsari (Wonogiri), Dimoro (Grobogan), dan Purwosari (Magelang).

Baca Juga:  Kisah Sukardi dan Sutarni: Kelelahan di Sawah, Kebahagiaan di Hati

Sekretaris Daerah Jawa Tengah, Sumarno, menegaskan bahwa program ini akan diintegrasikan dengan kebijakan Pemprov Jateng yang sudah berjalan. “Kami menyambut baik program ini. Dengan konsep baru ini, diharapkan mampu mengakselerasi pengentasan kemiskinan secara lebih efektif,” ujar Sumarno dalam Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Graduasi Bantuan Sosial di Kantor Dinas Sosial Jawa Tengah, Senin (24/2/2025).

Baca Juga:  Kasus Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN di Salatiga Terus Bergulir, Kabarnya.. Malam Ini Bawaslu Akan Lakukan Gelar Perkara

Program ini sejalan dengan visi Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, yang menitikberatkan penanganan kemiskinan berbasis potensi desa. Setiap desa akan mengoptimalkan sumber daya yang ada untuk menciptakan kemandirian ekonomi.

Baca Juga:  “Bajong Banyu” Meriahnya Tradisi Lempar Air Sambut Ramadan di Magelang

Menurut data terbaru, angka kemiskinan di Jawa Tengah pada 2024 turun menjadi 9,58 persen, dari sebelumnya 10,77 persen pada 2023. Penurunan ini merupakan hasil kerja sama antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat.

Baca Juga:  Pelatihan Perhotelan Bagi Pencari Kerja Resmi Dilauncing

Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah, Imam Maskur, menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari persiapan graduasi bantuan sosial melalui pendekatan pemberdayaan. “Bantuan sosial memang penting untuk meringankan beban masyarakat, tetapi lebih penting lagi bagaimana kita bisa membantu mereka keluar dari garis kemiskinan secara berkelanjutan,” katanya.

Baca Juga:  Polrestabes Semarang Ringkus Pelaku Pemukulan Perawat Klinik

Dengan 52 persen dari 37,61 juta jiwa penduduk Jawa Tengah masih tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), program ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang dalam mengurangi angka kemiskinan.

Baca Juga:  Kaum Desa Glagahombo Ali Maksum dan Pengelola Dianggap Tidak Transparan Mengenai Keuangan Pembayaran Air Sumur Bor yang Telah Dibayar Masyarakat Pengguna

Langkah ini tidak hanya sekadar bantuan, tetapi sebuah upaya nyata untuk mengangkat derajat ekonomi masyarakat desa. Delapan desa ini diharapkan menjadi contoh sukses yang bisa ditiru oleh desa-desa lain di Indonesia.(FIA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!