HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Gelombang Tinggi di Jember, Nelayan Tak Melaut dan Harga Ikan Meroket

JEMBER | HARIAN7.COM – Musim angin kencang disertai ombak tinggi yang melanda pesisir Pantai Pancer, Kecamatan Puger, Jember, membuat ratusan nelayan terpaksa menghentikan aktivitas melaut. Risiko tinggi akibat gelombang mencapai 2,6 meter dan angin berkecepatan 32 knot membuat mereka memilih menunggu cuaca membaik.

Baca Juga:  Pesta Miras di Balai Kota: 64 Pemuda Diamankan, Polisi Temukan Sajam

Akibatnya, pasokan ikan segar di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Puger menurun drastis, memicu lonjakan harga ikan di pasaran.

Baca Juga:  Paripurna Interpelasi: Robby Klarifikasi Isu THL, Pasar Pagi, hingga TPP ASN

“Kami tidak berani melaut karena gelombangnya sangat tinggi, bisa membahayakan nyawa. Lebih baik menunggu sampai kondisi aman,” ujar Arik Setiawan, seorang nelayan setempat, Sabtu (8/2/2025).

Baca Juga:  OM Lorenza Viral! Orkes Melayu Sukoharjo yang Jadi Idola Baru di Dunia Dangdut

Fenomena cuaca ekstrem ini sudah berlangsung sejak tiga hari lalu dan diperkirakan masih berlanjut hingga sepekan ke depan. Selama itu, para nelayan hanya bisa memperbaiki perahu dan beraktivitas di sekitar pesisir.

Baca Juga:  Rekonstruksi Kasus Pencabulan Anak di Kabupaten Semarang, 33 Adegan Ungkap Fakta Kejahatan

Penurunan pasokan ikan membuat harga melonjak signifikan. Hayati, salah satu pedagang ikan di TPI Puger, mengungkapkan kenaikan harga beberapa jenis ikan. Ikan tongkol yang biasanya Rp 20.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 25.000, sementara tuna melonjak dari Rp 20.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram.

Baca Juga:  Makutarama Salatiga Tolerun 2025: Lomba Lari Nasional Angkat Semangat Toleransi dan Hidup Sehat

“Kepiting dari Rp 65.000 menjadi Rp 80.000 per kilogram, dan cumi-cumi naik dari Rp 25.000 menjadi Rp 30.000 per kilogram,” jelasnya.

Baca Juga:  UKSW Bikin Kejutan di POMPROV Jateng 2025! Tim Basket Sabet Emas, Taekwondo dan Sepak Takraw Tak Kalah Gahar

Sebagian besar pedagang ikan segar bahkan memilih menutup lapak karena sulit mendapatkan pasokan. Jika harus mendatangkan ikan dari luar kota, harga jualnya menjadi lebih mahal dan sulit bersaing di pasar.

Baca Juga:  PLTU Paiton Dapat Sorotan Positif, Suplai 20 Persen Listrik Jawa-Bali, Muh Haris: Kinerja Luar Biasa, Tapi Lingkungan Jangan Dilupakan

Dampak dari gelombang tinggi ini tidak hanya dirasakan oleh nelayan dan pedagang ikan, tetapi juga masyarakat yang harus menghadapi lonjakan harga ikan. Diharapkan, cuaca ekstrem segera berlalu agar aktivitas nelayan kembali normal dan harga ikan kembali stabil.(Rio)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!