HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

SBY Soroti Stagnasi Ekonomi: Gaji ASN Harus Naik Tiap Tahun

JAKARTA | HARIAN7.COM – Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), menyoroti kebijakan ekonomi selama satu dekade terakhir yang dinilai kurang efektif dalam menjaga daya beli masyarakat. Salah satu faktor yang menurutnya menjadi penyebab stagnasi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5% adalah minimnya kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN), termasuk PNS, TNI, dan Polri.

Baca Juga:  Pembunuhan Pemilik Kos di Ngawi Terungkap, Polisi Tangkap Pelaku Berkat Bukti CCTV

SBY menyoroti bahwa selama periode 2014-2024, gaji ASN hanya mengalami kenaikan tiga kali, yaitu pada tahun 2015, 2019, dan 2024. Padahal, inflasi terus terjadi setiap tahunnya, yang berakibat pada menurunnya daya beli masyarakat.

Baca Juga:  HUT TNI ke-80, Kodim Salatiga Tebar Ratusan Bibit Pohon

“Saya harus mengatakan, gaji ASN itu jangan diabaikan. Dulu, meskipun tidak selalu mudah, setiap tahun saya naikkan. Mengapa? Karena setiap tahun ada inflasi,” ujar SBY dalam wawancara dengan CNBC Indonesia.

Ia menegaskan bahwa stagnasi pendapatan ASN berdampak pada konsumsi rumah tangga, yang menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Juga:  Transformasi Limbah dengan Kebun Galon: Inovasi FTUI dengan Koperasi SAS di Desa Sukajaya

Dampak ke Dunia Kerja dan PHK Massal

Selain masalah gaji ASN, SBY juga menyoroti iklim ketenagakerjaan di sektor swasta, yang menurutnya mengalami banyak tantangan selama 10 tahun terakhir. Ia menyoroti maraknya PHK massal, tingginya angka pengangguran, serta terbatasnya penciptaan lapangan kerja.

Baca Juga:  Menag: "Jajaran Kemenag Harus Optimalkan Penggunaan Produk Dalam Negeri, Hindari Impor!"

“Kembali utamakan penciptaan lapangan pekerjaan, cegah PHK, duduk bersama dunia usaha, berikan insentif fiskal agar mereka tidak melakukan PHK, dan bantu masyarakat miskin,” papar SBY.

Baca Juga:  Selesaikan Ujian Terbuka Program Doktoral, Menteri AHY Hasilkan Tujuh Rekomendasi Kebijakan untuk Wujudkan Indonesia Emas

Ia membandingkan kondisi ekonomi selama masa pemerintahannya, di mana pertumbuhan ekonomi sempat mencapai 6,35% pada 2007, dengan angka terendah 4,63% pada 2009 akibat krisis global. Sementara itu, dalam 10 tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi tertinggi hanya 5,31% pada 2022, dengan kontraksi ekonomi minus 2,07% pada 2020 akibat pandemi.

Baca Juga:  Presiden Prabowo Resmikan Kampus Bhinneka Tunggal Ika Universitas Pertahanan

Dukungan untuk Kebijakan Ekonomi Prabowo

SBY mengaku telah berdiskusi dengan Presiden Terpilih Prabowo Subianto terkait pentingnya menjaga daya beli masyarakat dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

Baca Juga:  Wartawan Senior Muncul Sebagai Kandidat Ketua Perbasi Salatiga:  Persaingan Kian Sengit, Klub Aktif Berebut Hak Suara

“Saya pernah berdiskusi dengan Pak Prabowo dan beliau paham pentingnya job creation serta menjaga daya beli. Kita harapkan pemerintahan beliau segera mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan konsumsi rumah tangga,” ujar SBY.

Baca Juga:  SBI Cilacap Gandeng Senusa Sport Gelar Coaching Clinic Stand Up Paddle Di Kawasan Konservasi Mangrove Demangkarta

Dengan sorotan terhadap gaji ASN, daya beli masyarakat, dan penciptaan lapangan kerja, SBY berharap kebijakan ekonomi ke depan dapat lebih fokus pada penguatan konsumsi domestik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.(Y/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

Berita Lainya

error: Content is protected !!