Talut Ambrol di Nyatnyono Timpa Rumah Warga, Pasutri Selamat dari Reruntuhan
Laporan: Andi Saputra
UNGARAN | HARIAN7.COM – Hujan deras disertai angin yang mengguyur wilayah Ungaran Barat pada Rabu siang (5/11) menyebabkan talut setinggi delapan meter di Dusun Siroto, Desa Nyatnyono, ambrol dan menimpa rumah warga. Rumah tersebut diketahui milik pasangan suami istri, Mbah Jas’an dan Mbak Sumiati.
Bagian belakang rumah, terutama dapur, tertimbun material tanah dari talut yang longsor. Saat kejadian, keduanya berada di dalam rumah. Tidak ada korban jiwa, namun tangan kanan Mbak Sumiati mengalami luka akibat berusaha menyelamatkan diri dari tumpukan material bangunan yang ambrol.
“Pas hujan deras lagi di dalam rumah. Sempat dengar suara seperti genting jatuh, gaduh. Saya lari, makanya ini tangannya luka. Tapi alhamdulillah masih diberi keselamatan,” ujar Mbah Jas’an saat ditemui di lokasi kejadian.
Ia menuturkan sempat mendengar suara keras dari arah belakang rumah sesaat sebelum talut ambruk. Kini, Mbah Jas’an dan istrinya sementara mengungsi ke rumah kerabat yang berjarak tak jauh dari lokasi kejadian.
Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Semarang, Mediarso Soelistyo, mengatakan hujan berintensitas tinggi mulai mengguyur Ungaran sejak pukul 12.00 siang. Hujan yang berlangsung sekitar satu setengah jam itu membuat talut tak mampu menahan tekanan air dan akhirnya runtuh menimpa rumah warga.
“Pihak kami dibantu warga, TNI, dan Polri langsung melakukan pembersihan. Karena medan di lokasi cukup sulit, alat berat tidak bisa diturunkan. Kita mengandalkan gotong royong masyarakat,” kata Mediarso.
Selain membersihkan material longsoran, petugas juga memadamkan aliran listrik di sekitar lokasi untuk mencegah risiko lanjutan. Menurut Mediarso, rumah milik Mbah Jas’an berukuran 10 meter x 15 meter dengan tinggi bangunan empat meter. Ia mengimbau masyarakat tetap waspada menghadapi potensi bencana serupa.
“Kita perkirakan tinggi talut sekitar delapan meter. Penanganan dilakukan manual karena kondisi medan tidak memungkinkan alat berat. Puncak musim hujan diprediksi terjadi Januari hingga Februari 2026, masyarakat perlu waspada,” ujarnya.
Kepala Desa Nyatnyono, Parsunto, mengonfirmasi bahwa intensitas hujan tinggi juga menyebabkan sejumlah titik di wilayahnya terdampak bencana. Selain longsor yang menimpa rumah Mbah Jas’an di RT 3 RW 5, aliran sungai di RW 08 Dusun Blanten juga meluap hingga membanjiri jalan Yos Sudarso.
“Saya menghimbau warga untuk menanggulangi bencana sejak dini. Untuk tebing yang masih berupa tanah akan kami tanami tanaman pencegah longsor dengan bantuan pihak terkait. Untuk banjir, warga kami imbau membersihkan saluran air, tidak membuang sampah sembarangan, serta melaporkan kerusakan drainase ke pemerintah kabupaten,” kata Parsunto.
BPBD dan pemerintah desa masih melakukan pemantauan di sekitar lokasi untuk mengantisipasi longsor susulan mengingat curah hujan di wilayah tersebut masih tinggi.












Tinggalkan Balasan