HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Tak Sekadar Sajikan Makanan Gratis, Dapur SPPG Ngreco Terapkan SOP Super Ketat dari Gudang Hingga Pemorsian

Laporan: Muhamad Nuraeni

KAB.SEMARANG| HARIAN7.COM – Jika melangkahkan kaki ke dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) milik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Ngreco, Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, pengunjung dijamin akan tercengang.

Bukan sekadar dapur biasa. Fasilitas yang bermitra dengan Badan Gizi Nasional (BGN) itu ditata dengan standar profesional dan higienitas tinggi, bahkan disebut-sebut sekelas dapur hotel berbintang.

Kepala SPPG Dapur Ngreco, Nila, mengungkapkan penataan sudah dimulai sejak pintu masuk. “Setiap petugas diwajibkan menjaga kebersihan tangan dan badan sebelum bekerja. Ada ruangan penyimpanan bahan makanan, ruang penyimpanan alat makan, dapur, dan lainnya,” ujarnya kepada harian7.com.

Dapur ini dibangun dua lantai. Lantai atas difungsikan sebagai ruang rapat untuk menentukan menu harian hingga memilih pemasok bahan makanan. “Jadi di lantai dua ini kita berdiskusi tentang menentukan menu setiap hari-harinya. Untuk menentukan supplier dan untuk meeting. Di situ ada meja saya, perwakilan yayasan sekaligus mitra, administrasi, dan juga meja ahli gizi,” jelas Nila.

Baca Juga:  Tahun Baru Islam 1445 H, Dharma Wanita Ikawati BPN Cilacap Santuni Anak Yatim

Sementara penerimaan bahan baku dilakukan di lantai bawah. Dua gudang tersedia, yakni gudang bahan basah dan gudang bahan kering. “Di tengah-tengah gudang itu ada tempat menerima bahan baku. Setelah diterima, bahan langsung dipilah untuk dimasukkan ke masing-masing gudang,” tambahnya.

Semua proses dijalankan sesuai SOP ketat, mulai penerimaan, pengolahan, pemasakan hingga pemorsian. Tim racik khusus memastikan kualitas tetap terjaga. “Dapur ini menggunakan stainless, itu salah satu cara menjaga mutu dan kualitas makanan,” tegasnya.

Baca Juga:  Kasus Koperasi BLN Memanas, Nicholas Nyoto: “Saya Tidak Lari, Aset Saya Akan Dilego!”

Bahkan, ruang pemorsian dibuat tertutup dan ber-AC demi menjaga kualitas makanan. “Proses pencucian ompreng juga steril. Kita menggunakan air panas mendidih,” ungkap Nila.

Tak tanggung-tanggung, dapur ini juga memiliki mesin pengering ompreng bersuhu hingga 1000 derajat. “Setelah dicuci, ompreng langsung dimasukkan ke pengering agar bakteri-bakteri yang menempel bisa mati dan steril,” tandasnya.

Nila menegaskan, setiap tahap dilakukan super ketat, mulai dari perencanaan, memasak hingga setelah makanan dikemas. “Artinya dari proses perencanaan, proses masak hingga setelah dikemas itu sangat ketat. Supaya ya itu tadi kita menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” ujarnya.

Bahkan, jika suatu saat ada kejadian tak terduga, dapur ini telah menyiapkan prosedur pengawasan khusus. “Misal ada hal-hal yang tidak ingin diinginkan terjadi pun, di ruang pemorsian itu ada satu kotak etalase untuk menyimpan sampel-sampel makanan. Kita ambil satu sampel untuk dimasukkan ke dalam etalase tersebut, kita kunci dan itu dilakukan setiap jam. Jadi misal ada kejadian yang tidak diinginkan, kita bisa melakukan uji lab dengan sampel tersebut,” bebernya.

Baca Juga:  Kerja Keras Tak Sia-sia, Satresnarkoba Polres Salatiga Raih Penghargaan Polda Jateng

Seluruh kegiatan dapur juga berada di bawah pengawasan ahli gizi. “Artinya juga, selain itu setiap harinya ada pengawasan dari ahli gizi. Saya juga berlatar belakang dari gizi juga,” terang Nila.

Bahkan, pengawasan kamera CCTV disiagakan di setiap titik. “Jangankan orang masuk, tikus masukpun kita pasti mengetahui,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!