KUR Perumahan Rp130 Triliun Disetujui di Obrolan Santai Singapura, UMKM Siap Naik Kelas
JAKARTA | HARIAN7.COM – Keputusan besar ternyata bisa lahir dari perbincangan santai. Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengungkapkan bahwa program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan atau Kredit Program Perumahan (KPP) bagi pelaku UMKM resmi disetujui pemerintah hanya lewat obrolan informal di Singapura.
Pria yang akrab disapa Ara itu menyebut, dalam pertemuan rileks yang dihadiri Presiden Prabowo Subianto, Menteri BKPM Rosan Roeslani, dan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, keputusan historis itu akhirnya diketok. Nilai anggarannya tidak main-main: Rp130 triliun.
“Dalam situasi informal, dalam diskusi yang santai tapi bisa membuat keputusan yang bermakna. Dalam suasana yang rileks, di situlah KUR perumahan dibicarakan dan Bapak Presiden setuju,” jelas Ara di Wisma Danantara Indonesia, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Menurut Ara, diskusi bersejarah itu berlangsung sekitar tiga bulan lalu. Ia menegaskan, sepanjang sejarah Republik Indonesia, baru kali ini ada program KUR khusus sektor perumahan.
“Ini program pertama ya KUR perumahan, sepanjang ada Republik Indonesia, baru kali ini ada KUR perumahan. Dan angkanya yang disiapkan negara sangat besar yaitu Rp130 triliun,” terang Ara.
UMKM Jadi Motor Utama
Program KPP ini dirancang untuk mendorong perputaran kredit modal kerja dan investasi baik dari sisi penyediaan maupun permintaan. Artinya, mulai dari kontraktor, developer, toko bangunan, hingga konsumen perumahan bakal mendapat dorongan signifikan.
Ara menekankan, Kadin Indonesia dan UMKM akan dilibatkan penuh agar ekosistem usaha perumahan di daerah ikut berkembang.
“Ini adalah hal yang sangat mulia, supaya ada pemerataan, pengusaha-pengusaha di daerah bisa naik kelas dari kecil menjadi sedang, sedang jadi besar. Dan itu sejalan dengan apa yang kita lakukan melalui program KUR perumahan ini,” kata Ara.
Dari Ojek ke Miliarder
Tak hanya konsep, Ara juga mengungkapkan cerita sukses para pelaku UMKM yang sudah lebih dulu terjun di sektor perumahan. Beberapa di antaranya dulunya hanya pengendara ojek hingga office boy, kini mampu membangun ribuan rumah per tahun.
“Ya sekarang mereka bisa membangun satu tahun ribuan rumah. Kalau satu rumah subsidi saja untungnya Rp20 juta, mereka bisa untung paling nggak Rp40 miliar, Rp50 miliar satu tahun,” ungkapnya.
Dengan skema jumbo Rp130 triliun ini, sektor perumahan diprediksi bakal jadi ladang emas baru bagi UMKM dan pengusaha daerah. Pemerintah berharap KUR Perumahan bukan hanya memperluas akses rumah rakyat, tapi juga menjadi mesin penggerak ekonomi dari bawah.(Yuanta)











Tinggalkan Balasan