Pemprov Jateng Genjot Sport Tourism dan 1.000 Desa Wisata
Laporan: Andi Saputra
SEMARANG | HARIAN7.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah semakin serius menjadikan pariwisata sebagai mesin penggerak ekonomi. Selain menggulirkan berbagai ajang wisata olahraga (sport tourism), Pemprov juga membidani lahirnya seribu desa wisata sebagaimana gagasan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jawa Tengah, M Masrofi, mengatakan tren olahraga yang dipadukan dengan wisata kini tengah digemari masyarakat. Peluang itu ditangkap pemerintah daerah dengan menggelar dan mendukung sejumlah event, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional.
“Di daerah-daerah yang kita adakan sport tourism, otomatis semua akan berkembang, termasuk perbaikan fasilitas wisata. Tentu saja kita harus menggandeng para pelaku UMKM agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar destinasi wisata,” ujar Masrofi, kemarin.
Sejumlah ajang besar dipusatkan di kawasan wisata unggulan. Di Borobudur, Magelang, pada 16 November 2025 mendatang akan digelar Borobudur Marathon yang telah menyandang status Elite dari induk olahraga atletik dunia, World Athletics. Ajang ini menyiapkan 10.500 slot pelari dari berbagai negara. Perputaran ekonomi dari kegiatan yang sudah berlangsung delapan kali itu terus menanjak, dari Rp61,6 miliar pada 2023 menjadi Rp73,9 miliar pada 2024.
Di Kepulauan Karimunjawa, Jepara, berlangsung Karimunjawa International Skydiving Adventure (KISA) pada 7–11 Mei lalu. Event yang digelar di kepulauan tropis itu diikuti peserta dari 59 negara. Pemerintah pun membuka jalur penerbangan baru ke Karimunjawa dengan layanan Susi Air, tiga kali seminggu dari Yogyakarta dan Semarang.
“Baik di Borobudur maupun di Karimunjawa, semua akan bergerak perekonomiannya karena kedatangan wisatawan,” kata Masrofi.
Agar gaung sport tourism makin besar, Pemprov Jateng juga menggandeng berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Bank Indonesia, Bank Jateng, hingga lembaga swasta. Sejumlah ajang lain pun masuk kalender 2025, seperti Race Against Cancer, Aquabike Jepara, Rupiah Borobudur Playon 2025, Siksorogo Ring of Lawu, Tugu Muda Marathon, Merbabu Skyrace, MesaStila 100 Ultra (3–5 Oktober), Kebumen Half Marathon (Desember), hingga Festival Telomoyo (Agustus).
Tak hanya olahraga, agenda pariwisata budaya juga digelar. Di antaranya International Mask Festival di Surakarta (14–15 November), Festival Payung Indonesia di Magelang (5–7 September), Solo International Performing Arts di Surakarta (4–6 September), Klaten Lurik Festival, Festival Gedong Songo, hingga Merti Tirta Amerta Bhumi di Temanggung (1–3 November).
Rentetan kegiatan itu terbukti mendongkrak kunjungan wisatawan. Data Disporapar Jateng mencatat, pada Januari–Juni 2025 ada 27.825.907 wisatawan yang berkunjung, terdiri dari 27,6 juta wisatawan nusantara dan 211.824 wisatawan mancanegara. Adapun target kunjungan wisata sepanjang tahun ini dipatok 54 juta orang.
Selain mengandalkan event besar, Pemprov Jateng juga mendorong tumbuhnya desa wisata. Hingga kini tercatat sekitar 1.000 desa wisata terbentuk. Masrofi menyebut langkah itu sesuai instruksi Gubernur Ahmad Luthfi.
“Pak Gubernur juga memerintahkan kita untuk membentuk 1.000 desa wisata. Kita kembangkan bagaimana potensi yang ada bisa menjadi objek wisata. Tidak hanya pemandangan alam, tapi bagaimana potensi yang ada seperti kuliner dan perkebunan, menjadi daya tarik wisatawan,” tuturnya.
Masrofi menambahkan, pihaknya kini fokus mendampingi desa-desa wisata agar potensi yang ada bisa berkembang maksimal. “Tugas kita adalah mencari tahu kendalanya sehingga dapat mendampingi desa-desa yang belum berjalan optimal dalam mengelola potensi wisatanya. Ini yang menjadi fokus kerja kami,” kata dia.(*)
Tinggalkan Balasan