HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Semangat Baru Petani Rembang: SGN dan Kementan Dorong Produktivitas Lewat Tanam Perdana Tebu Bongkar Ratoon

Laporan: Tambah Santoso

REMBANG | HARIAN7.COM – Cahaya matahari pagi menyinari hamparan lahan tebu di Desa Kerep, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Kamis (16/10/2025). Di lahan yang subur itu, para petani bersama jajaran Kementerian Pertanian dan manajemen PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) memulai penanaman perdana tebu bongkar ratoon — sebuah langkah strategis menuju produktivitas tebu nasional yang lebih berkelanjutan.

Penanaman perdana ini bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan momentum penting dalam percepatan program Hilirisasi Perkebunan di sektor tebu. “Penanaman benih tebu bongkar ratoon perdana ini menjadi momentum penting dalam percepatan realisasi program Hilirisasi Perkebunan di sektor tebu,” ujar Plt Direktur Jenderal Perkebunan, dr. Abdul Roni Angkat.

Program bongkar ratoon dilakukan dengan mengganti tanaman tebu yang telah tiga kali panen, dan produktivitasnya menurun — dengan benih baru yang lebih unggul. Upaya ini diharapkan mampu meningkatkan hasil panen, efisiensi, serta memperkuat keberlanjutan industri gula nasional.

Baca Juga:  PUSBAKUM UIN Salatiga Turun ke Ngampin, Bawa “Vitamin” Melek Hukum

“Kami memastikan peningkatan produksi tebu dilakukan dengan pendekatan berkelanjutan dan berbasis inovasi teknologi,” lanjut Roni. “Ditjen Perkebunan terus memperkuat hilirisasi komoditas strategis, termasuk tebu, untuk mengurangi ketergantungan impor gula.”

Dukungan serupa disampaikan oleh Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), Mahmudi. Ia menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan transformasi industri gula menuju sistem modern dan efisien.

“Ini bentuk komitmen kami mendukung program Hilirisasi Perkebunan Kementerian Pertanian. SGN akan terus memperluas program peremajaan tanaman tebu agar petani dan industri sama-sama tumbuh,” ujarnya.

Mahmudi menjelaskan, SGN mendorong pencapaian swasembada gula nasional melalui penguatan ekosistem tebu rakyat. Caranya dengan mendukung program bongkar ratoon, menyediakan benih unggul, menata varietas tebu untuk peningkatan produktivitas gula, serta memberikan akses modal lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus Kluster Petani Tebu.

“Kami telah menginisiasi dan berkolaborasi dengan kementerian serta lembaga terkait untuk memperkuat ekosistem tebu rakyat, di antaranya KUR Khusus Kluster Petani Tebu sehingga kebutuhan petani dapat terpenuhi. KUR ini berbeda dengan sebelumnya karena tanpa pembatasan plafon sehingga bisa dimanfaatkan petani untuk modal kerja,” lanjutnya.

Baca Juga:  Inspirasi Generasi Muda: Raih Emas di OPSI 2024, Siswa SMPIT Nurul Islam Tengaran Angkat Isu Pemberdayaan

Senyum bahagia tampak di wajah para petani yang ikut serta dalam kegiatan ini. Riyanto, Ketua Koperasi Petani Tebu Rakyat (KTPR) Rembang, tak dapat menyembunyikan rasa harunya.

“Selama 25 tahun saya menanam tebu, baru kali ini kami merasakan program seperti ini. Ada harapan baru bagi kami, petani tebu,” ucapnya penuh semangat.

Bupati Rembang, Harno, turut memberikan apresiasi tinggi atas terpilihnya daerahnya sebagai salah satu lokasi pengembangan kawasan tebu nasional. Ia mengimbau petani agar memanfaatkan program bongkar ratoon secara maksimal serta memperkuat sinergi dengan SGN, termasuk pengiriman hasil ke PG Rendeng.

“Program ini tidak hanya memperkuat ketahanan pangan nasional, tapi juga membuka lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan petani kami,” kata Harno. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah siap memberikan dukungan dari sisi kebijakan, pendampingan, hingga infrastruktur.

Baca Juga:  Bus Pariwisata Diduga Rem Blong, Masuk Kebun di Salatiga, Dua Penumpang Luka Dilarikan ke RSUD

Kementerian Pertanian menargetkan sekitar 3.050 hektare lahan bongkar ratoon di Kabupaten Rembang dapat segera diremajakan. Target ini menjadi simbol semangat baru bagi petani tebu Rembang dalam menatap masa depan industri gula yang mandiri dan berdaya saing.

Sementara itu, General Manager PG Rendeng Kabupaten Kudus, Erwin Fitri Hatmako, memastikan komitmen industri gula terhadap keberlanjutan program tersebut.

“Kami di PG Rendeng siap berkolaborasi dengan petani dan pemerintah agar produktivitas tebu di Rembang terus meningkat,” ujarnya.

Dengan dimulainya penanaman perdana tebu bongkar ratoon ini, Kabupaten Rembang menjadi simbol kebangkitan semangat baru petani Indonesia. Di tengah tantangan global dan fluktuasi produksi gula dalam negeri, langkah konkret ini menjadi pondasi kuat menuju kemandirian dan keberlanjutan industri gula nasional.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!