HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Muskot Perbasi Salatiga Memanas: Klub Non-Pemilik Suara Meradang, Ketua Baru Terpilih dari Nama Tak Terduga

Laporan: Muhamad Nuraeni

SALATIGA | HARIAN7.COM – Aroma tak sedap menyelimuti pelaksanaan Musyawarah Kota (Muskot) Perbasi Salatiga. Forum yang seharusnya jadi wadah demokrasi klub bola basket itu justru memantik kekecewaan. Pemilihan ketua baru memanas, lantaran munculnya nama di luar bursa yang sebelumnya sempat dibahas dalam pra musyawarah.

Baca Juga:  Pesan Menteri Nusron kepada Jajaran Kanwil BPN Provinsi NTB dan Bengkulu: Kita Tata SDM Sesuai dengan Beban Kerja

Prof Yafet Rissy akhirnya terpilih sebagai ketua baru. Namun, proses menuju penetapan itu bukan tanpa riak. Bahkan, polemik sudah tercium sejak jauh hari sebelum Muskot digelar. Dari 11 klub yang ada di Salatiga, hanya tiga yang diakui sebagai pemilik suara. Penetapan itu merujuk pada keputusan Perbasi Provinsi. Klub-klub lainnya hanya bisa menonton dari pinggir lapangan, tanpa kuasa dalam pemilihan.

Baca Juga:  Kapolri Tinjau Arus Balik Lebaran di Rest Area Km 456 Salatiga, Bagikan Bingkisan untuk Petugas

Situasi tersebut sempat memicu kegelisahan. Pengurus Perbasi pun menginisiasi musyawarah pra Muskot. Semua klub diundang. Di forum itu, seluruh peserta sepakat menyampaikan aspirasi dan mengusulkan nama-nama bakal calon ketua. Muncullah tiga nama dari hasil musyawarah tersebut.

Namun ketika hari H Muskot tiba, suasana mendadak berubah. Tiga klub pemilik suara—Satya Wacana, Lord, dan Mountville—telah bulat bersikap. Mereka menyodorkan satu nama baru, yang tak muncul di forum sebelumnya. Nama itulah yang kemudian terpilih: Prof Yafet Rissy.

Baca Juga:  Bupati Semarang: “Semangat Gotong Royong Harus Terus Kita Kembangkan Dalam Menghadapi Kondisi Luar Biasa Saat Ini’'

Langkah sepihak itu kontan memantik reaksi keras. Klub-klub yang sempat memberikan aspirasi dalam pra Muskot merasa dilecehkan. “Artinya musyawarah pra Muskot yang dilakukan kemarin sia-sia,” ujar Agus ‘Gochi’ dari klub Rajawali, menyindir proses yang menurutnya hanya formalitas belaka.

Nada senada juga datang dari peserta lain, Jalu. Ia mengaku sejak awal sudah menaruh curiga. “Saya dari awal sudah mempertanyakan, jika pemilik suara hanya tiga ya tidak perlu ada musyawarah dengan klub lainnya,” tandasnya.

Baca Juga:  Granat Temuan Warga Ledok Ternyata Masih Aktif, Diduga Buatan AS dan Digunakan Pada Masa Perang Dunia II

Kendati banyak pertanyaan muncul, forum Muskot tetap berlanjut tanpa banyak debat. Pimpinan sidang, Arief Sadjiarto, menyatakan pemilihan selesai dan sah. Suasana pun berakhir dingin—meski bara kekecewaan masih menyala di kalangan klub yang tak punya suara.(*)

Berita sebelumnya:

Baca Juga:  Wartawan Senior Muncul Sebagai Kandidat Ketua Perbasi Salatiga:  Persaingan Kian Sengit, Klub Aktif Berebut Hak Suara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!