HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Keresahan Tahunan Saat PPDB: Ketua DPRD Salatiga Soroti Sistem dan Perlu UPT Khusus

Laporan: Muhamad Nuraeni

SALATIGA | HARIAN7.COM – Setiap tahun ajaran baru, harapan dan kecemasan selalu hadir bersamaan di banyak keluarga. Harapan agar sang anak bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, dan kecemasan, bahkan keresahan karena belum tentu sang anak diterima di sekolah yang diinginkan. Fenomena ini rupanya tak luput dari perhatian Ketua DPRD Salatiga, Dance Ishak Palit.

“Setiap SPMB selalu ditemukan ada orang tua yang resah karena belum ada jaminan anaknya untuk diterima,” terang Dance Ishak Palit kepada wartawan.

Baca Juga:  Prakiraan Cuaca Kota Salatiga - Hari Ini 20 Januari 2020

Pernyataan itu bukan sekadar catatan tahunan. Bagi Dance, keresahan ini menggambarkan adanya masalah sistemik yang harus dicermati secara lebih serius. Ia mengajak semua pemangku kepentingan untuk duduk bersama, melakukan telaah mendalam, dan menjawab pertanyaan mendasar: apakah yang salah selama ini? Apakah daya tampung sekolah yang kurang, atau ada faktor lain yang belum ditangani secara tepat?

“Hal ini harus dipecahkan agar setiap tahun bisa nyaman semua pihak,” lanjut Dance.

Sebagai politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), ia menegaskan bahwa negara memiliki kewajiban konstitusional untuk menjamin akses pendidikan yang layak bagi semua warga negara, tanpa membedakan status sosial atau latar belakang ekonomi.

Baca Juga:  Pasar Induk Salatiga Ramai Jelang Ramadhan, Harga Masih Stabil

“Baik warga yang tidak mampu dan juga yang mampu. Semua harus memiliki peluang mendapatkan pendidikan yang sama,” tegasnya.

Khusus menyangkut peserta didik dari keluarga tidak mampu, Dance mendorong adanya unit pelaksana teknis (UPT) khusus yang menangani secara terstruktur dan tuntas. Menurutnya, kehadiran UPT ini penting agar proses pendataan siswa tidak mampu berjalan lebih sistematis dan menyeluruh.

Baca Juga:  Jual Obat Petasan via Facebook, Dua Pelaku Dibekuk!

“Tugasnya melakukan pendataan dan memiliki DTKS serta pemetaan yang jelas. Anak sekolah di mana dan jumlahnya berapa harus ada data pastinya,” ujarnya.

Meski mengapresiasi upaya pemerintah dalam pemerataan tenaga pendidik, Dance menilai bahwa masih ada tantangan lain yang belum terpecahkan: ketimpangan persepsi mutu antar sekolah. Beberapa sekolah tetap menjadi ‘primadona’, sementara yang lain masih sepi peminat.

“Sekolah yang kurang berani membranding dirinya agar bisa unggul,”pungkas Dance.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

HIBURAN

SPORT

error: Content is protected !!