Jelang Malam Satu Suro, Penjual Kembang di Salatiga Laris Manis
Laporan: Muhamad Nuraeni
SALATIGA | HARIAN7.COM – Menjelang malam pergantian tahun baru Islam atau 1 Muharam dalam kalender Hijriyah, tradisi Jawa kembali menghidupkan suasana khas “Malam Satu Suro”. Nuansa sakral malam tersebut terasa kental, terutama di Kota Salatiga, yang masyarakatnya masih menjaga ritual budaya turun-temurun.
Malam 1 Suro, yang diyakini memiliki nilai spiritual tinggi, biasa diisi dengan berbagai kegiatan ritual seperti jamasan pusaka (mensucikan benda-benda pusaka), mandi kembang, hingga selametan bubur suro. Di balik semua itu, masyarakat juga memanfaatkan momen tersebut untuk memanjatkan doa kepada Sang Pencipta dengan harapan diberi kemudahan, rezeki, dan keselamatan selama setahun ke depan.
Pantauan harian7.com di kawasan Jalan Jendral Sudirman Salatiga, Kamis (26/6/2025), tampak para pembeli memadati lapak-lapak penjual bunga. Jenis bunga yang paling diburu masyarakat antara lain kembang setaman tujuh rupa, kembang pusaka atau kembang telon, kembang ziarah, serta bunga sedap malam.
Jaenab (98), seorang penjual bunga di kawasan Pasar Raya 2, mengaku lapaknya sejak siang mulai ramai dikunjungi pembeli. “Hari ini ramai pembeli, karena jelang suroan. Mulai siang lumayan ada pembeli,” ujarnya. Meski demikian, ia menyebutkan bahwa jumlah pembeli tahun ini tidak sebanyak tahun lalu.
Menurut Jaenab, masing-masing jenis bunga memiliki fungsinya. “Kembang setaman tujuh rupa untuk siraman, kembang telon untuk jamasan pusaka, kembang ziarah untuk makam, dan bunga sedap malam biasanya dipakai di rumah atau tempat adat,” jelasnya.
Kristi (45), warga Salatiga, mengaku membeli bunga untuk mandi di Sendang Senjoyo. Ia menyebut mandi dengan kembang setaman merupakan cara untuk membersihkan diri secara lahir dan batin.
“Setelah mandi ya saya berdoa, salat malam meminta kepada Allah SWT,” ucapnya.
Tradisi ini menunjukkan bahwa di tengah modernisasi, sebagian masyarakat masih menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur dan spiritualitas dalam menyambut tahun baru Hijriyah.(*)
Tinggalkan Balasan