Laporan: Muhamad Nuraeni
BANYUMAS | HARIAN7.COM — Suasana dialog publik yang digelar Radio Mitra Banyumas, Kamis (8/5), mendadak hidup ketika Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Setya Arinugroho, angkat suara soal peran organisasi kemasyarakatan (Ormas).
Bertemakan “Peran Ormas dalam Mewujudkan Jawa Tengah Maju dan Berkelanjutan”, acara ini menggali dalam-dalam kontribusi Ormas terhadap pembangunan daerah, langsung dari kacamata legislatif.
Dalam forum yang berlangsung interaktif tersebut, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini tak segan menyuarakan pandangannya soal posisi penting Ormas dalam tata kelola pemerintahan dan kehidupan masyarakat.
“Ormas itu lahir dari kebutuhan masyarakat untuk bersuara, berorganisasi, dan berkontribusi. Mereka menjadi sarana komunikasi dua arah antara warga dan pemerintah,” tegas Ari, sapaan akrab Setya Arinugroho.
Ia juga mengungkap bahwa Jawa Tengah telah memiliki regulasi yang cukup untuk mengatur pendirian dan pengawasan Ormas. Menurutnya, prinsip partisipatif dan akuntabel menjadi dasar utama agar keberadaan Ormas tidak sekadar formalitas, melainkan benar-benar bermanfaat.
Namun, Ari juga tak menutup mata pada isu negatif yang sering menempel di nama Ormas, terutama yang berujung pada kekerasan, pungli, hingga aksi premanisme. Ia memberikan tanggapan tegas namun proporsional.
“Jadi Menkopolhukam ini baru mengadakan rapat gabungan ya, khusus membahas pembentukan satuan tugas anti premanisme sebagai respon atas fenomena akhir-akhir ini, terutama yang dianggap mengganggu iklim investasi maupun ketertiban umum. Bahkan mungkin kalau dicek di berita, kan kemarin di Kota Bandung juga sudah dibentuk sampai tingkat kelurahan, melibatkan TNI, Polri, ASN, dan juga masyarakat untuk memitigasi keluhan masyarakat. Tapi yang perlu diperhatikan adalah beberapa kasus itu memang oleh oknum, jadi tidak bisa digeneralisir,” jelasnya.
Ari menegaskan, tindakan segelintir oknum tidak bisa digunakan untuk mencap seluruh Ormas secara menyeluruh. Ia mengajak masyarakat dan pemerintah melihat konteks yang lebih luas, dan menanggapi persoalan dengan kepala dingin.
Lebih jauh, Ari juga menyoroti kontribusi nyata Ormas dalam isu-isu penting seperti pendidikan, lingkungan hidup, dan ketenagakerjaan. Ia menyebut, kolaborasi aktif antara Ormas dan pemerintah adalah kunci untuk memperkuat program pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Mengakhiri paparannya, Ari menyampaikan nada optimistis soal masa depan Jawa Tengah.
“Mari bersama-sama kita wujudkan Jawa Tengah sebagai provinsi yang maju dan berkelanjutan, dengan memperkuat sinergi antar elemen masyarakat dan pemerintah, termasuk melalui peran aktif Ormas,” serunya penuh semangat.
Dialog ini mempertegas komitmen DPRD Jawa Tengah dalam memperkuat partisipasi masyarakat lewat Ormas sebagai salah satu pilar utama demokrasi dan pembangunan daerah. Ormas, bukan hanya eksis—tapi bisa jadi agen perubahan.