HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Sidak Diam-diam Wali Kota Robby: RSUD Salatiga Ditegur, Dukcapil Dapat Apresiasi

Laporan: Muhamad Nuraeni

SALATIGA | HARIAN7.COM – Langit Rabu pagi (9/4/2025) belum terlalu tinggi ketika Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan, melangkah masuk ke RSUD Salatiga. Tanpa seremoni, tanpa rombongan pejabat. Hanya didampingi ajudan dan tim dokumentasi, sang wali kota melakukan inspeksi mendadak yang senyap tapi tajam, menyisir denyut pelayanan publik di kota kecil yang sedang tumbuh ini.

Tujuannya jelas. Robby ingin melihat sendiri bagaimana warga dilayani, tanpa polesan dan penyambutan yang biasanya menyamarkan realitas. Dan ia pun menemukan potret jujur dari pelayanan kesehatan di rumah sakit daerah yang jadi andalan kota ini.

Di ruang pendaftaran, antrean mengular. Dua jam hanya untuk mendapatkan giliran masuk. Di poliklinik, ada pasien yang harus menunggu hingga tiga jam. Masalah bukan sekadar jumlah pasien, tetapi juga sistem yang kerap tersendat.

Baca Juga:  Membangun Jawa Tengah dari Desa: Gubernur Luthfi Serap Aspirasi Warga Kendal

“Yang jadi masalah yang harus segera diperbaiki adalah waktu tunggunya terlalu panjang. Ada yang sampai 6 jam belum terlayani, ada yang 2 jam belum mendapatkan nomor urut,” ujar Robby sambil menyisir ruang tunggu pasien.

Sambil menunjuk ke sistem pendaftaran berbasis aplikasi, Robby menyarankan pendekatan baru. “Perlu dibuat sistem cluster kedatangan pasien supaya tidak menumpuk,” katanya, mengusulkan agar pola antrean pasien diatur ulang untuk memecah gelombang kedatangan.

Temuannya tak berhenti di situ. Di ruang poli anak, Robby mendapati mesin USG yang menurutnya sudah tidak layak pakai. “Fasilitas juga harus diperbarui, seperti alat USG tadi sudah sangat usang. RSUD menjadi rujukan bagi pasien ibu hamil, jadi harus dilengkapi peralatan yang canggih,” tegasnya.

Baca Juga:  Tersangka Pelaku Kekerasan Seksual, KH. A. Labib Asrori Diteriaki Berbagai Umpatan dan Sumpah Serapah oleh Warga Ketika Dihadirkan dalam Sidang Lanjutan di PN Mungkid

Robby pun mengingatkan pentingnya etika pelayanan dari para tenaga medis. “Untuk perawat saya tekankan pentingnya service excellent. Salam, senyum, sapa harus selalu digalakkan,” ucapnya.

Ia bahkan punya mimpi besar untuk rumah sakit in.“Saya ingin di tahun 2045 rumah sakit ini sudah berstandar internasional.”

Direktur RSUD, dr. Riani Isyana Pramasanthi, tak menampik temuan wali kota. “Segera akan kami laporkan tindak lanjut dari solusi permasalahan yang ada. Sudah ada rencana-rencana untuk perbaikan. Untuk tenaga medis, sesuai ABK memang kami mengalami kekurangan,” ujarnya.

Baca Juga:  Timnas Indonesia Tertinggal 0-2 dari Jepang di Babak Kualifikasi Piala Dunia 2026

Selesai dari rumah sakit, langkah kaki Robby berlanjut ke Mal Pelayanan Publik (MPP) dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) yang berada di satu kompleks. Namun waktu kedatangannya bertepatan dengan jam istirahat siang. Banyak loket layanan di MPP yang kosong karena ditinggal petugas. Sebaliknya, di Dukcapil yang menerapkan sistem shift, pelayanan tetap berjalan.

Untuk yang satu ini, Robby memberi apresiasi. Tak ada antrean mengular, tak ada jeda layanan. Dukcapil dianggapnya telah menjalankan fungsi publik dengan cukup baik.

Langkah Robby memang senyap. Tapi suara dari lapangan yang dibawanya pulang hari itu akan menjadi denting pengingat bahwa pelayanan publik bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan cermin martabat sebuah kota.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

HIBURAN

SPORT

error: Content is protected !!