Editor: Muhamad Nuraeni
JAKARTA | HARIAN7.COM — Suasana haru menyelimuti Asrama Haji Pondok Gede pada Sabtu malam (19/4/2025). Bukan karena keberangkatan jemaah, melainkan karena skenario latihan yang seolah-olah membawa semua orang larut dalam suasana Tanah Suci. Ya, Kementerian Agama tengah menggelar gladi posko dalam rangka Bimbingan Teknis (Bimtek) Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 H/2025 M.
Tangis pecah di tengah keramaian, seakan-akan benar-benar terjadi di Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah. Seorang petugas yang memerankan jemaah tampak kebingungan, air mata buatan mengalir di pipinya sambil merintih lirih, “Tolong-tolong aku di mana, aku di mana.”
Namun para petugas PPIH sigap bereaksi, bukan dengan kepanikan, melainkan ketenangan yang sejuk menenangkan hati. Seorang petugas mendekat dan berbisik penuh empati, “Ibu, ibu sekarang di Tanah Suci, ibu akan menunaikan rukun Islam kelima. Ibu akan berhaji. Istigfar ya, Bu.” Dalam sekejap, wajah panik sang “jemaah” berubah menjadi senyum tipis yang menghangatkan suasana.
Tak hanya itu, simulasi juga memperlihatkan aksi heroik para petugas saat menghadapi “jemaah lansia” yang kelelahan. Dengan cekatan, kursi roda disiapkan, tangan-tangan terulur penuh kasih membantu sang lansia duduk dengan nyaman. Benar-benar bak malaikat penolong di dunia nyata.
Selama pelatihan yang digelar sejak 14 April, ratusan petugas PPIH digembleng menghadapi berbagai skenario, dari yang ringan hingga penuh tantangan. Fasilitator kawakan, Harun Arrasyid, memimpin langsung latihan yang mencakup simulasi perjalanan lengkap, dari bandara Jeddah, Madinah, Armuzna, lontar jumrah hingga murur dan tanazul.
“Sebelum kita melaksanakan gladi posko, para peserta kita berikan teori dan pembekalan dengan sistem Tactical Floor Game (TFG) untuk memberikan gambaran pergerakan jemaah di Armuza seperti apa,” jelas Harun.
Tak tanggung-tanggung, skenario yang disiapkan juga memuat kondisi kritis seperti jemaah sakit, meninggal dunia, kehilangan paspor, amnesia, bahkan salah kamar! Semua demi memastikan para petugas siap tempur dalam memberikan pelayanan terbaik di Tanah Suci.
“Tujuan gladi posko ini untuk memberikan gambaran sekaligus memberikan keterampilan-keterampilan kepada petugas agar bisa menangani hal itu, sehingga penugasan nanti di lapangan bisa lebih sempurna dalam melayani jemaah haji Indonesia,” tegas Harun.
Tidak berhenti di situ, para petugas juga dibekali pemahaman mendalam tentang safari wukuf reguler dan khusus yang dijelaskan langsung oleh Fasilitator PPIH, Slamet. Ia menyebut safari wukuf khusus akan ditangani tim gabungan dari tiga daerah kerja, yang terdiri dari personel PKP3JH, petugas kesehatan, pembimbing ibadah, dan petugas layanan lainnya. “Tugas tim ini menjaga dan memperbaiki kondisi jemaah haji termasuk psikologi jemaah,” ujar Slamet.
Latihan ditutup dengan simulasi pergerakan dan pendorongan jemaah di Armuzna yang diikuti evaluasi mendalam. Malam itu, Asrama Haji Pondok Gede seakan menjelma jadi “Makkah mini” di Jakarta. Di balik latihan penuh emosi, terpatri semangat tulus dari para petugas PPIH untuk menyambut tamu-tamu Allah dengan pelayanan terbaik.
Satu hal yang pasti: dari Pondok Gede hingga Tanah Suci, kesiapan dan ketulusan para petugas menjadi bekal utama demi kelancaran ibadah haji 2025.(Yuanta)