HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Ekspor Jawa Tengah Terkoreksi Tipis di Maret 2025, Nonmigas Tetap Jadi Andalan

Laporan: Andi Saputra

SEMARANG | HARIAN7.COM – Performa ekspor Jawa Tengah pada Maret 2025 menunjukkan sinyal perlambatan di tengah dinamika global yang penuh ketidakpastian. Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah mencatat, nilai ekspor provinsi ini mencapai 1.010,70 juta dolar AS. Angka tersebut mengalami koreksi tipis, turun 0,54 persen dibandingkan capaian pada Februari 2025.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, mengungkapkan bahwa penurunan ini sebagian besar dipengaruhi oleh performa ekspor migas yang tertekan cukup dalam. “Untuk nilai ekspor migas tercatat 30,40 juta dolar AS atau turun 11,99 persen. Kendati begitu, nilai ekspor nonmigas naik 0,14 persen, atau dengan nilai 980,30 juta dolar AS,” jelasnya dalam siaran langsung di kanal resmi BPS Jateng, Senin (21/4/2025).

Endang menegaskan, dominasi ekspor nonmigas di Jawa Tengah masih bertahan kuat dengan porsi nyaris menyentuh 97 persen dari total ekspor. “Ekspor Jawa Tengah menurut sektor, untuk ekspor nonmigas menyumbang 96,99 persen dari total ekspor Maret 2025. Kita lihat ekspor menurut sektor, industri pengolahan masih dalam posisi tertinggi sebesar 962,85 juta dolar AS,” terang Endang.

Baca Juga:  BNN Jateng Berikan Alat Pendeteksi HP di LP Sragen Guna Mencegah Peredaran Narkotika

Adapun sumbangan sektor lain, migas tercatat sebesar 30,40 juta dolar AS, pertambangan dan lainnya di angka 0,36 juta dolar AS, sementara sektor pertanian menyumbang 17,09 juta dolar AS. Dari sisi negara tujuan, Amerika Serikat tetap menjadi pasar utama ekspor nonmigas Jawa Tengah. “Untuk pangsa ekspor nonmigas Jateng pada Maret 2025, BPS mencatat, Amerika Serikat masih mendominasi yaitu 46,70 persen atau senilai 457,84 juta dolar AS,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Endang turut mengingatkan pelaku usaha untuk mewaspadai kebijakan luar negeri Amerika Serikat yang bisa berdampak pada pola ekspor dalam waktu dekat. “Jadi bersiap bapak/ibu semua, terkait kebijakan Trump (Presiden Amerika Serikat Donald Trump) yang nanti akan diterapkan pada bulan April 2025, dan akan terlihat di rilis kita pada bulan Mei 2025 seperti apa,” tuturnya.

Baca Juga:  Derby Jateng 2025 Sukses! Pacuan Kuda Spektakuler, Penonton Membludak!

Di sisi lain, Endang juga membeberkan daftar komoditas dengan fluktuasi ekspor tertinggi berdasarkan klasifikasi Harmonized System (HS) dua digit. Sebanyak lima kode HS mengalami lonjakan ekspor yang cukup signifikan, yakni kode HS 64 (alas kaki) dengan kenaikan 27,45 juta dolar AS, diikuti kode HS 38 (berbagai produk kimia) sebesar 8,59 juta dolar AS, kode HS 03 (ikan, krustasea dan moluska) senilai 7,46 juta dolar AS, kode HS 95 (mainan, permainan dan keperluan olahraga), serta kode HS 09 (kopi, teh, dan rempah-rempah) yang meningkat 2,74 juta dolar AS.

Namun demikian, tak semua sektor mencatatkan hasil positif. Lima kode HS lainnya justru mengalami penurunan ekspor, seperti HS 62 (pakaian dan aksesorisnya/bukan rajutan) yang terkoreksi sebesar 33,55 juta dolar AS, diikuti HS 94 (perabotan dan lampu) turun 6,17 juta dolar AS, HS 44 (kayu dan barang dari kayu) 5,28 persen, HS 70 (kaca dan barang dari kaca) 3,42 juta dolar AS, serta HS 24 (tembakau dan rokok) yang menyusut 2,87 juta dolar AS.

Baca Juga:  Pemuda Temanggung Didorong Majukan Pertanian Modern Melalui Budidaya Melon Premium Berteknologi Tinggi

Sementara itu, dari sisi impor, Jawa Tengah juga mencatat tren penurunan. Pada Maret 2025, nilai impor tercatat 1.059,39 juta dolar AS, atau turun 10,92 persen dibandingkan Februari 2025. Penurunan ini dipicu oleh kontraksi pada sektor migas sebesar 17,87 persen dan sektor nonmigas yang turun 4,52 persen.

Secara tahunan, tren ekspor Jawa Tengah pada Maret 2025 justru mencatat pertumbuhan sebesar 6,32 persen. Peningkatan ini ditopang oleh lonjakan ekspor nonmigas sebesar 8,54 persen, meski sektor migas masih melemah 35,95 persen dengan nilai 30,40 juta dolar AS.

Namun di tengah capaian tersebut, Jawa Tengah harus menghadapi neraca perdagangan yang kembali berada di zona merah. “Kita defisit tipis, ya, 48,69 juta dolar AS,” tutup Endang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

TERKINI

error: Content is protected !!