Masjid Quba: Cahaya Takwa yang Bersinar Sejak Masa Rasulullah
RELIGI | HARIAN7.COM – Di zaman Rasulullah SAW, masjid bukan sekadar tempat bersujud, tetapi juga menjadi pusat peradaban Islam. Masjid berperan dalam menyatukan kaum muslimin, menjadi tempat bermusyawarah, serta menyelenggarakan berbagai urusan umat. Salah satu masjid yang memiliki sejarah besar dalam perkembangan Islam adalah Masjid Quba. Masjid ini bukan hanya menjadi saksi perjalanan dakwah Rasulullah SAW, tetapi juga merupakan masjid pertama yang beliau bangun setelah hijrah ke Madinah.
Dibangun dengan Keikhlasan dan Semangat Gotong Royong
Ketika Rasulullah SAW tiba di Quba, sebuah kawasan pinggiran Yatsrib (Madinah) yang berjarak sekitar tiga kilometer dari pusat kota, beliau langsung membangun masjid di atas tanah milik keluarga Kalsum bin Hadam dari kabilah Amir bin Auf. Tanah tersebut diwakafkan sebagai bentuk pengabdian kepada Islam dan Rasul-Nya.
Dalam bukunya Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya, Abdurrahman bin Abdul Karim menuliskan bahwa batu pertama Masjid Quba diletakkan sendiri oleh Rasulullah SAW. Setelah itu, batu-batu berikutnya secara berturut-turut diletakkan oleh Abu Bakar, Umar, Utsman, hingga akhirnya para sahabat Muhajirin dan Anshar bergotong royong menyelesaikan pembangunannya.
Uniknya, proses pembangunan Masjid Quba tidak hanya dilakukan oleh manusia, tetapi juga dibantu oleh Malaikat Jibril, yang memberikan petunjuk arah kiblat. Di sinilah sholat berjamaah secara terang-terangan pertama kali dilakukan dalam Islam.
Masjid Quba dalam Al-Qur’an
Keistimewaan Masjid Quba tidak hanya tercatat dalam sejarah, tetapi juga diabadikan dalam firman Allah SWT. Dalam Surat At-Taubah ayat 108, Allah SWT berfirman:
“Janganlah kamu bersembahyang dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS. At-Taubah: 108)
Ayat ini menunjukkan bahwa Masjid Quba adalah masjid yang dibangun dengan dasar ketakwaan dan menjadi tempat yang diberkahi oleh Allah SWT.
Masjid yang Dicintai Rasulullah SAW
Rasulullah SAW memiliki kecintaan khusus terhadap Masjid Quba. Dalam berbagai riwayat, disebutkan bahwa beliau rutin mengunjungi masjid ini setiap hari Sabtu, Senin, dan Kamis untuk melaksanakan sholat di dalamnya.
Bahkan, dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang berwudhu di rumahnya, lalu mendatangi Masjid Quba dan sholat di dalamnya, maka baginya pahala seperti pahala umrah.” (HR. Ibnu Majah)
Karena keutamaannya yang luar biasa, setiap jamaah haji dan umrah sangat dianjurkan untuk mengunjungi Masjid Quba dan melaksanakan sholat di dalamnya sebagai bentuk meneladani sunnah Rasulullah SAW.
Arsitektur Sederhana yang Sarat Makna
Meskipun dibangun dengan kesederhanaan, Masjid Quba menjadi contoh arsitektur masjid yang menginspirasi hingga zaman modern. Dalam buku Pasang Surut Peradaban dalam Lintas Sejarah karya Dr. Gandhi Liyorba Indra, S.Ag., M.Ag, disebutkan bahwa masjid ini memiliki bentuk persegi empat yang dikelilingi oleh dinding.
Di bagian utara masjid terdapat serambi yang digunakan sebagai tempat sholat. Tiang-tiangnya terbuat dari batang pohon kurma, sedangkan atapnya dibuat dari pelepah kurma dan tanah liat. Di tengah-tengah masjid terdapat sahn atau ruang terbuka dengan sumur sebagai tempat berwudhu. Cahaya matahari dan sirkulasi udara yang baik menciptakan suasana ibadah yang nyaman dan khusyuk.
Masjid Quba memiliki 19 pintu, dengan 3 pintu utama berdaun pintu besar. Dua pintu diperuntukkan bagi jamaah laki-laki, sementara satu pintu dikhususkan bagi jamaah perempuan. Di dalamnya juga terdapat ruang belajar, tempat di mana ilmu agama diajarkan kepada kaum muslimin.
Saat terjadi perubahan kiblat dari Baitul Maqdis (Palestina) ke Masjidil Haram (Makkah), Masjid Quba juga mengalami rekonstruksi agar kiblatnya sejajar dengan arah baru.
Dari Kesederhanaan Menuju Kemegahan
Seiring waktu, Masjid Quba mengalami berbagai renovasi dan perluasan. Salah satu tokoh yang berjasa dalam pengembangannya adalah Khalifah Umar bin Abdul Aziz, yang membangun menara pertama setinggi 47 meter di masjid ini.
Kini, luas masjid telah berkembang dari 1.200 m² menjadi 135.000 m², dengan ruang sholat utama seluas 5.035 m². Berbagai teknologi modern juga diterapkan di masjid ini, seperti lantai marmer anti panas di halaman masjid serta atap otomatis yang bisa dibuka dan ditutup sesuai kebutuhan. Selain itu, masjid ini juga dilengkapi dengan terpal pelindung untuk melindungi jamaah dari panas matahari.
Meneladani Semangat Rasulullah dalam Membangun Umat
Masjid Quba adalah simbol ketakwaan, persatuan, dan perjuangan Islam. Dari sebuah masjid sederhana yang dibangun dengan semangat gotong royong, Islam terus berkembang hingga menjadi agama yang tersebar ke seluruh penjuru dunia.
Sebagai umat Islam, kita dapat meneladani semangat Rasulullah SAW dalam membangun umat melalui masjid. Masjid bukan hanya tempat sholat, tetapi juga pusat ilmu, sosial, dan dakwah. Dengan meramaikan masjid dan menjadikannya pusat kehidupan Islam, kita meneruskan perjuangan Rasulullah dalam menegakkan cahaya Islam di muka bumi.
Bagi yang berkunjung ke Madinah, sempatkanlah ziarah ke Masjid Quba. Di tempat ini, kita tidak hanya bisa menyaksikan jejak sejarah, tetapi juga merasakan keberkahan yang telah dijanjikan Allah SWT.(za)
Tinggalkan Balasan