HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA


Dari Masa ke Masa: Jejak Singkat yang Mendunia, Sejarah Panjang di Balik Kata “OK”

HOT | HARIAN7.COM – Kata “OK” atau “Oke” telah menjadi bagian tak terpisahkan dari percakapan sehari-hari di berbagai belahan dunia. Dari persetujuan hingga konfirmasi, kata ini digunakan dalam berbagai konteks, baik lisan maupun tulisan. Namun, tak banyak yang tahu bahwa kata tersebut memiliki sejarah panjang dan unik.

Pada awalnya, terdapat berbagai teori mengenai asal-usul kata “OK.” Beberapa menyebutnya berasal dari bahasa suku Indian, yakni “Okeh,” sementara yang lain mengaitkannya dengan merek biskuit terkenal di Amerika Serikat, “Orrin Kendall.” Namun, penelitian linguistik yang dilakukan oleh Allen Walker Read pada dekade 1960-an mengungkap fakta berbeda. Dalam studinya, Read menyebut bahwa “OK” pertama kali dipopulerkan oleh surat kabar Boston Post pada 23 Maret 1839.

Baca Juga:  Poster Lucu "Upah Murah, Pemicu Maraknya Open BO!!" Warnai Demo Karyawan PT. SCI di Salatiga

Redaktur Boston Post, Charles Gordon Greene, menulis kata “OK” sebagai singkatan dari “oll korrect,” yang merupakan plesetan dari “all correct.” Tren penyingkatan kata seperti ini sangat populer di kalangan masyarakat Amerika pada masa itu. Singkatan seperti “RTBS” (Remains to be Seen) dan “OMG” (Oh My God) juga lazim digunakan.

Baca Juga:  Kementerian ATR/BPN Siapkan 1,3 Juta Hektare Tanah untuk Dukung Pembangunan Prioritas, Salah Satunya Program 3 Juta Rumah

Bahasa yang Dinamis dan Universal

Seiring waktu, “OK” menjadi simbol konfirmasi universal. Allen Walker Read mencatat bahwa kesederhanaan dan kemudahan pengucapan menjadi kunci utama popularitasnya. “OK” meresap ke berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia, di mana Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengadaptasinya menjadi “Oke.”

Di Indonesia, “Oke” memiliki makna serupa: menyatakan persetujuan, penerimaan, atau konfirmasi kebenaran. Meski singkat, kata ini bisa memiliki berbagai nuansa emosi, mulai dari positif hingga negatif, tergantung pada konteksnya.

Baca Juga:  Kembali ke TKP, Dua Residivis Curat Diringkus Unit Reskrim Polsek Dempet

Mengapa “OK” Tetap Eksis?

Popularitas “OK” yang tak lekang oleh waktu menunjukkan kekuatan bahasa sebagai alat komunikasi yang dinamis. Meski sederhana, kata ini menjadi jembatan universal yang menghubungkan berbagai budaya dan bahasa. Hingga kini, “OK” tetap menjadi simbol kesepakatan dan komunikasi global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!