HARIAN 7

JENDELA INFORMASI DAN MITRA BISNIS ANDA

Banjir Pekalongan: 151 Warga Mengungsi, Dua Rumah Roboh Akibat Luapan Sungai Bremi

PEKALONGAN | HARIAN7.COM – Hujan deras yang melanda Kota Pekalongan pada 28-29 Januari 2025 mengakibatkan banjir di sejumlah wilayah, memaksa 151 warga mengungsi ke lokasi penampungan sementara. Hingga Rabu (29/1/2025), tercatat 53 warga mengungsi di Musala Al Munir, Kampung Baru, Kelurahan Tirto, dan 98 warga lainnya di Aula Kecamatan Pekalongan Barat.

Baca Juga:  Kebersamaan yang Tertunda, Rutan Salatiga Beri Kesempatan Warga Binaan Berkumpul Bersama Anak

Menurut Kepala BPBD Kota Pekalongan, Aprilyanto Dwi Purnomo, banjir dipicu oleh tingginya curah hujan selama dua hari yang membuat drainase penuh serta meluapnya Sungai Bremi. Kondisi ini semakin diperparah oleh fenomena atmosfer seperti La Nina lemah, Monsun Asia, dan fase bulan baru, berdasarkan laporan BMKG.

Baca Juga:  Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Cilacap, Tidak Berpotensi Tsunami

“Banjir merendam beberapa wilayah, termasuk Kelurahan Tirto, Podosugih, Pasirkratonkramat, Klego, dan Kalibaros, dengan ketinggian air bervariasi antara 10 hingga 40 cm,” ungkap April, Kamis (30/1).

Baca Juga:  2.000 Peserta Meriahkan Jalan Sehat Milad ke-20 Bina Insani, Aksi Solidaritas Palestina Jadi Sorotan

BPBD bersama TNI, Polri, dan instansi terkait melakukan berbagai upaya, seperti evakuasi warga, pendataan kerusakan, serta penyediaan kebutuhan logistik. Selain itu, tercatat dua rumah roboh akibat banjir di wilayah Poncol dan Kelurahan Tirto. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut.

Baca Juga:  Tingkatkan Profesionalisme Personel Polri, Polresta Magelang Gelar Operasi Gaktibplin

Camat Pekalongan Barat, M. Natsir, menyebut Musala Al Munir menjadi lokasi pengungsian utama karena letaknya dekat dengan permukiman warga. Jika diperlukan, pengungsi akan dipindahkan ke Aula Kecamatan Pekalongan Barat yang sudah dilengkapi fasilitas seperti toilet portable dan tandon air.

Baca Juga:  Mahasiswa dan Pelajar Gelar Aksi, Tuntut Kasus Penembakan GRO Diusut Tuntas

Astuti Handayani, salah satu pengungsi asal Pasirkratonkramat, mengaku banjir mulai masuk ke rumahnya pada dini hari, membuatnya terpaksa mengungsi bersama keluarga. “Hujan tidak berhenti sampai pagi, air sudah setinggi lutut. Kami harus meninggalkan rumah,” tuturnya.

Baca Juga:  Gema Wayang dan Warisan Budaya, Harlah Perdana Ndalem Wongsorogo Meriahkan Hari Wayang Nasional

BMKG memperkirakan cuaca ekstrem ini akan berlangsung hingga awal Februari 2025. Pemerintah daerah mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan dan melaporkan kondisi darurat agar penanganan bisa dilakukan dengan cepat.(Sip)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini
error: Content is protected !!